Hari Televisi Nasional 24 Agustus: Jejak Perjalanan TV di Indonesia dari TVRI hingga Era Digital
Logo TVRI dari masa ke masa--Daeng Gassing
Baru pada tahun 1989, pemerintah membuka pintu bagi televisi swasta. RCTI menjadi pionir TV swasta pertama, disusul oleh SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI.
Kehadiran mereka memperkaya variasi program, dari berita, hiburan, hingga sinetron yang mulai populer di era 1990-an.
BACA JUGA:Dari Tren Digital hingga Kesadaran Sehat, Potret Gaya Hidup Olahraga Orang Indonesia
Perkembangan Teknologi dan Era Digital
Televisi tidak hanya berkembang dari sisi konten, tetapi juga dari sisi teknologi. Dari layar hitam-putih, beralih ke layar berwarna, kemudian teknologi tabung (CRT) bergeser ke layar datar (LCD/LED).
Kini televisi hadir dengan resolusi tinggi dan terkoneksi internet, mengikuti tren global.
Transformasi besar lain terjadi pada 2 November 2022, ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi menghentikan siaran televisi analog.
Masyarakat diminta beralih ke siaran televisi digital, sebuah langkah yang menandai babak baru dalam sejarah penyiaran Indonesia.
Televisi: Antara Informasi, Hiburan, dan Identitas Bangsa
Sejak berdiri, televisi di Indonesia bukan hanya sekadar hiburan. Ia menjadi sarana edukasi, penyebaran informasi, bahkan media perekat sosial bangsa.
Televisi juga tidak jarang dijadikan alat kepentingan politik, terutama bagi pemilik media yang berpengaruh dalam dunia politik nasional.
Meski kini bersaing ketat dengan platform digital seperti YouTube dan layanan streaming, televisi tetap relevan.
Bagi sebagian masyarakat, terutama di daerah, televisi masih menjadi sumber informasi utama.
Hari Televisi Nasional pada 24 Agustus tidak hanya merayakan keberadaan sebuah teknologi, tetapi juga mengenang peran televisi dalam membentuk identitas, budaya, dan perjalanan bangsa Indonesia.
Dari TVRI hingga televisi digital, sejarah panjang ini menegaskan bahwa televisi tetap menjadi bagian penting dari denyut kehidupan masyarakat Indonesia.
Sumber: antara
