1 tahun disway

Adam Malik dan Diplomasi Perdamaian: Jejak Indonesia dalam Kelahiran ASEAN 1967

Adam Malik dan Diplomasi Perdamaian: Jejak Indonesia dalam Kelahiran ASEAN 1967

Adam Malik--Istimewa

MALANG, DISWAYMALANG.ID-Ada sosok asal Indonesia di balik pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) di Bangkok.pada 8 Agustus 1967. Dia lah Adam Malik, yang saat itu menjabat Menteri Luar Negeri Indonesia.

Ia bukan hanya menjadi penandatangan deklarasi. Tetapi juga menjadi arsitek ideologis dan motor utama dalam mewujudkan ASEAN sebagai ruang kolaborasi antarnegara yang sebelumnya sempat berseteru.

Pada momen Hari ASEAN ini, berikut paparan tentang sosok dan kiprah Adam Malik, yang kemudian juga dikenal sebagai mantan Wakil Presiden RI ke-3 ini

BACA JUGA:8 Agustus Hari ASEAN, Ini Info Perayaan dan Sejarahnya


Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia.--Istimewa

Pilar Diplomasi Indonesia di Tengah Ketegangan Asia Tenggara

Sebagai tokoh muda yang dulu terlibat aktif dalam kemerdekaan Indonesia, Adam Malik membawa semangat progresif ke dalam dunia diplomasi.

Pada 1966, setelah konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir, ia mengambil inisiatif untuk menjalin kembali hubungan diplomatik yang sempat beku.

Dalam proses rekonsiliasi itulah, ide tentang organisasi kerja sama kawasan mulai tumbuh.

Thanat Khoman, Menteri Luar Negeri Thailand, menyebutkan bahwa pada sebuah jamuan makan rekonsiliasi, ia mengusulkan pembentukan organisasi regional kepada Adam Malik.

Adam langsung menyambut gagasan tersebut tanpa ragu. Namun, ia meminta waktu untuk mendapatkan restu pemerintah Indonesia serta menyelesaikan normalisasi hubungan dengan Malaysia.

Tak lama kemudian, Thailand menyiapkan rancangan piagam. Proses pun bergerak cepat. Dalam waktu setahun, lima menteri luar negeri dari lima negara berkumpul di Bang Saen, sebuah kota pesisir dekat Bangkok.

Di tempat yang relatif tenang ini, diplomasi informal ala "kaus olahraga" dijalankan sebuah metode musyawarah yang unik dan cair, namun tetap sarat kepentingan geopolitik.

Adam Malik, dalam pidato resminya saat penandatanganan deklarasi, menyampaikan dengan tegas bahwa ASEAN bukan sekadar respons atas ketegangan regional, tetapi juga bentuk visi masa depan Asia Tenggara yang "mandiri, kuat, dan bebas dari pengaruh luar yang negatif."

Ia percaya bahwa dengan bersatu, negara-negara di Asia Tenggara memiliki cukup sumber daya dan tenaga kerja untuk membentuk kawasan yang stabil dan sejahtera.

Sumber: asean.org