2 Juni Memperingati Hari Lahir Tan Malaka, Sang Revolusioner Yang Sempat Ditelan Kabut Sejarah
Sosok Tan Malaka-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Hari ini, 2 Juni, lahirlah Tan Malaka. Nama Tan Malaka mungkin tak sepopuler Soekarno atau Mohammad Hatta. Tapi jejak perjuangannya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia lebih dari layak untuk dikenang.
Ia adalah guru, pemikir, revolusioner, yang biasa dikenal dengan kalimat filosofisnya :
terbentur, terbentur, terbentuk.
Seperti kalimat yang dilontarkannya, hidupnya tak mudah. Pernah dikhianati. Pernah dipenjarakan.
BACA JUGA:Komunikasi UB Bedah Gaya Komunikasi Presiden dari Masa ke Masa, Soekarno Dinilai Paling Indonesia
Tapi jasa-jasanya tak pernah benar-benar hilang.
1. Dari Minangkabau ke Moskow
Tan Malaka lahir di Sumatra Barat pada 1897. Lahir dari suku Minangkabau, Tan memulai karier sebagai guru. Tapi pikirannya terlalu besar untuk sekadar mengajar di kelas. Setelah belajar di Belanda, ia pulang membawa semangat Marxisme dan anti-kolonialisme.
Ia bergabung dengan Sarekat Islam—organisasi rakyat yang tengah naik daun. Tapi ketika perbedaan ideologi muncul, ia memilih jalan sendiri. Pada 1921, dia mencoba memimpin pemogokan pegawai pegadaian menjadi aksi nasional. Gagal. Dan ia diusir oleh pemerintah kolonial pada maret 1922.
2. Diplomat Revolusioner Tanpa Negara
Buangan tak membuatnya diam. Justru dari pengasingan itulah Tan menjelma menjadi revolusioner global. Ia mewakili Indonesia di Kongres Keempat Komintern di Moskow (1922). Ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara dan Australia.
Namun, Tan Malaka bukan pemimpi nekat. Ketika ada rencana pemberontakan pada 1926 oleh PKI, ia menolaknya sebagai langkah gegabah. Akibatnya? Ia dianggap pengkhianat oleh sesama komunis.
Tapi Tan tak berhenti. Ia mendirikan Partai Republik Indonesia di Bangkok pada 1927—organisasi bawah tanah yang mencoba menanam kader di dalam negeri. Tanpa banyak gebrakan publik, tapi cukup membuat pemerintah kolonial terus mengawasinya.
3. Pulang dan Bersaing dengan Soekarno
Sumber: yayasan pustaka obor indonesia
