Klepon, Kue Sederhana dengan Rasa Khas: Ini Sejarah, Filosofi, dan Resepnya
Klepon merupakan jajanan tradisional Indonesia yang menyimpan sejarah dan makna folosofis--Pinterest
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Di antara deretan jajanan pasar Indonesia, nama klepon hampir pasti masuk daftar teratas. Warnanya hijau, bentuknya bulat kecil, dibalut kelapa parut, dan langsung meledak manis di mulut saat digigit. Sederhana, tapi selalu berhasil bikin orang tersenyum. klepon bukan sekadar makanan, ia adalah nostalgia.
Selain jadi camilan favorit, klepon juga punya nilai budaya yang kuat. Banyak daerah menjadikannya sebagai suguhan wajib saat acara keluarga, tasyakuran, hingga tradisi turun-temurun.
Bahkan di beberapa kampung, membuat klepon bersama dianggap sebagai simbol kebersamaan. Karena proses membulatkan adonan hingga mengisi gula merahnya sering dikerjakan ramai-ramai.
Asal Usul Klepon
Buku Indisch leven in Nederland karya JM Meulenhoff menuliskan bahwa klepon sudah ada sejak tahun 1950-an. Awalnya kue tradisional ini diperkenalkan di Belanda oleh seorang imigran Indonesia yang berasal dari Pasuruan, Jawa Timur.
Sejak saat itu, kue klepon sudah tersedia di toko-toko dan restoran di seluruh Indonesia dan juga Belanda.
Nama klepon rupanya diambil dari bahasa Jawa yang artinya indung telur hewan. Kemungkinan penamaan kue ini merujuk pada bentuknya yang bulat dan kecil.
Di dalam kitab pusaka milik Keraton Surakarta ini, kue klepon disebut sebagai hidangan yang disuguhkan dalam jamuan makan.
Pada masa lalu, klepon bahkan sering dibagikan kepada tetangga atau keluarga yang sedang sakit. Khususnya mereka yang mengalami sakit 'udunan' atau bisul, sebagai bentuk perhatian dan doa untuk kesembuhan.
Menariknya, setiap daerah memiliki sebutan berbeda untuk kudapan ini. Di beberapa wilayah Sumatera dan Sulawesi, klepon dikenal sebagai onde-onde, sedangkan di Malaysia dan Singapura disebut buah Melaka.
BACA JUGA:Sejarah dan Resep Onde-Onde: Jajanan Tradisional yang Sudah Ada sejak Berabad-Abad Lalu
Melalui jalur perdagangan dan perpindahan masyarakat, klepon akhirnya dikenal luas dan diakui sebagai bagian dari warisan kuliner Nusantara. Kehadirannya menjadi simbol identitas budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Filosofi Klepon
Klepon sering dipandang sebagai simbol kesederhanaan, terlihat dari bahan-bahan dasarnya yang sangat mudah ditemukan: tepung ketan, sedikit garam, pandan, gula merah, air, air kapur, dan taburan kelapa.
Meski sederhana, gabungan bahan ini justru menghasilkan cita rasa yang kaya. Bentuknya yang bulat juga dihubungkan dengan makna perjalanan hidup yang berputar dan terus bergerak.
Warna hijau lembut pada klepon mencerminkan sifat kehalusan dan kelembutan serta menjadi pengingat bahwa manusia perlu bersikap peka dan lembut hati untuk ‘merasakan’ kehidupan di sekitarnya. Sementara kelapa parut yang membungkus bagian luar dan gula merah yang tersembunyi di dalamnya melambangkan bahwa tampilan sederhana sering kali menyimpan kesempurnaan dan keindahan pada bagian terdalamnya.
Sumber: good news from indonesia
