Harga Emas Naik, Konsumen Berbondong-Bondong Beli: Bijak atau Panik? Ini Kata Akademisi UB

Harga emas yang makin naik, waspada dalam berinvestasi--freepik
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Fenomena kenaikan harga emas dalam beberapa bulan terakhir tak hanya mencuri perhatian pelaku pasar dan investor, tetapi juga memicu reaksi luas di kalangan konsumen.
Banyak masyarakat kini berbondong-bondong memborong emas sebagai bentuk perlindungan keuangan dari ketidakpastian ekonomi global.
Abdul Ghofar, S.E., M.Si., DBA., Ak., dosen sekaligus praktisi ekonomi Universitas Brawijaya, menilai perilaku tersebut sebagai sesuatu yang wajar secara psikologis, terlebih dalam situasi global yang tidak menentu.
Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak. Dekan FEB UB memberi tanggapan perihal naiknya mata uang dollar USD
“Biasa orang kalau krisis itu akan mencari instrumen-instrumen keuangan yang aman. Nah salah satu yang paling aman ya emas,” ujar Ghofar.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan konsumtif membeli emas dalam jumlah besar tak selalu ideal.
Menurutnya, fenomena ini lebih banyak didorong oleh faktor psikologis, bukan semata-mata karena fundamental ekonomi.
Kenaikan Harga Bukan Tanpa Risiko
Ghofar memperingatkan bahwa harga emas tidak akan terus-menerus naik tanpa henti.
Pergerakannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor global seperti perang, nilai tukar dolar, dan kekuatan rupiah.
“Kalau harga emas di internasional itu sempat naik kemudian sempat turun. Saya kira sekarang ini agak-agak turun karena dolar dan perang Amerika ini,” katanya.
Namun, ia menambahkan, pelemahan rupiah juga membuat harga emas di dalam negeri tetap tinggi.
“Cuma dalam satu sisi karena rupiah kita melemah, emas juga akan jadi lebih mahal.”
Hal inilah yang membuat sebagian konsumen panik membeli emas tanpa memperhitungkan risiko jangka panjang.
Padahal, aksi borong emas justru bisa menimbulkan masalah baru, terutama jika dilakukan secara emosional tanpa perhitungan matang.
Wait and See Lebih Aman
Sumber: