13 April, International Functional Neurological Disease Awareness Day: Otak Bingung, Tubuh Jadi Korban!

International FND Awareness Day-Not Defined By FND-
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Pernah merasa tangan mendadak mati rasa tapi dokter bilang hasil MRI Anda normal?
Bisa jadi itu bukan “cuma sugesti” atau “masalah mental biasa”, tapi sesuatu yang disebut Functional Neurological Disorder (FND). Kondisi ini memang bikin bingung—baik pasien, keluarga, bahkan tenaga medis.
Peringatan International FND Awareness Day tiap 13 April jadi momentum penting buat menyuarakan pemahaman dan edukasi tentang FND.
Karena banyak pasien justru lebih dulu dihantui stigma ketimbang diberi penanganan tepat.
Berikut 9 penjelasan mendalam soal penyakit ini agar tak salah langkah dan tak salah kaprah!
1. Apa Itu FND? Bukan Sekadar Psikosomatik
Functional Neurological Disorder (FND) adalah kondisi neurologis di mana otak mengalami kesulitan dalam mengirim dan menerima sinyal secara tepat. Akibatnya, tubuh menunjukkan gejala gangguan fungsi seperti kelumpuhan, kejang, atau gangguan bicara, padahal hasil tes pencitraan otak (CT scan atau MRI) sering kali normal. Ini yang bikin FND berbeda dari stroke atau multiple sclerosis, misalnya.
Meski tidak ada kerusakan struktural, FND tetap dianggap kondisi medis yang serius dan nyata. Menurut jurnal The Lancet Neurology, FND melibatkan gangguan pada jaringan otak yang mengatur kesadaran, gerakan, dan perhatian.
2. Gejala-Gejala FND yang Sering Disalahpahami
Gejala FND bisa beragam, dan sering kali menyerupai penyakit neurologis lain. Gejala yang paling umum termasuk kelemahan pada anggota tubuh (terutama tungkai), tremor yang tidak konsisten, kejang non-epilepsi (PNES), hingga gangguan bicara dan penglihatan. Uniknya, gejala ini sering muncul tiba-tiba dan membingungkan.
Yang membuat FND rumit adalah gejalanya bisa berubah-ubah. Misalnya, seseorang bisa mengalami kelumpuhan tangan kanan hari ini, lalu besoknya tangan kirinya yang lemah. Kejang pada FND juga berbeda dari epilepsi karena biasanya tidak menunjukkan aktivitas listrik abnormal di otak.
Menurut Functional Neurological Disorder Society, gejala FND cenderung memburuk saat pasien berada dalam kondisi stres atau cemas.
3. Diagnosis: Membedakan FND dari Penyakit Lain
Salah satu tantangan terbesar FND adalah diagnosisnya. Karena gejalanya mirip penyakit lain, dokter harus memastikan gejala tersebut bukan disebabkan oleh kondisi neurologis struktural lain seperti stroke, Parkinson, atau multiple sclerosis. Ini yang sering membuat pasien FND bolak-balik rumah sakit tanpa kepastian.
Diagnosis FND kini lebih diarahkan pada temuan positif, bukan hanya “tidak ada kelainan”. Artinya, dokter mencari tanda khas FND seperti kelemahan yang membaik saat pasien terdistraksi (distractible weakness), atau kejang non-epilepsi yang tetap membuat pasien bisa merespons lingkungan. Teknik ini disebut pendekatan “rule-in”, bukan sekadar “rule-out”.
Sumber: the lancet neurology