Kota Malang Ultah, Jes! Ini Sejarah dan Info-Info Penting Kota Malang

--
Kota Malang memiliki luas 111,08 Km² (Sumber : Perda Nomor 6 Tahun 2022 Tentang RTRW Kota Malang Tahun 2022-2042). Berdasarkan data Kota Malang Dalam Angka Tahun 2023 penduduk Kota Malang berjumlah 847.182 jiwa.
Kepadatan penduduk adalah 7.627 jiwa per kilomPenduduk Kota Malang berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2023 tercatat terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 421.340 jiwa (49,73%) dan penduduk perempuan sebanyak 425.842 jiwa (50,27%).
Berdasarkan komposisi usia, mayoritas penduduk Kota Malang berada pada usia produktif yakni sebanyak 591.575 jiwa atau sebesar 69,86% dari total populasi.
Populasi tersebut tersebar di lima Kecamatan yakni :
- Kecamatan Klojen : 93.990 jiwa
- Kecamatan Blimbing : 182.851 jiwa
- Kecamatan Kedungkandang : 209.375 jiwa
- Kecamatan Sukun : 196.860 jiwa
- Kecamatan Lowokwaru : 164.106 jiwa
Wilayah administratif Kota Malang selanjutnya terbagi ke dalam 57 Kelurahan, 551 RW dan 4.278 RT.
--
Sosial Budaya
Etnik Masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA). Komposisi penduduk asli berasal dari berbagai etnik (terutama suku Jawa, Madura, sebagian kecil keturunan Arab dan Cina)
Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Tari Topeng, namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi). Kota Malang juga memiliki kekayaan khasanah seni batik yang diantaranya dicirikan dengan penggunaan motif bunga, topeng, tugu, trembesi, dan teratai.
Bahasa Jawa dialek Jawa Timuran dan bahasa Madura adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Dikalangan generasi muda berlaku dialek khas Malang yang disebut ‘boso walikan’ yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, contohnya : seperti Malang menjadi Ngalam. Gaya bahasa di Malang terkenal kaku tanpa unggah-ungguh sebagaimana bahasa Jawa kasar umumnya. Hal menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi. (*)
Sumber: