Puasa dan Kesehatan Mental, Ramadan adalah Waktu Terbaik untuk Menenangkan Pikiran

-pinterest-
Salah satu nilai utama Ramadan adalah berbagi dengan sesama. Dengan merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus, seseorang menjadi lebih peka terhadap keadaan orang-orang yang kurang beruntung.
Menurut Nursing and and Health Sciences Journal , meningkatkan empati dan berbagi dengan orang lain terbukti bisa meningkatkan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan kedekatan sosial. Hal ini memberikan perasaan hangat, bahagia, dan kepuasan emosional yang lebih mendalam.
Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang membangun kesehatan mental yang lebih baik. Dengan menstabilkan hormon stres, meningkatkan hormon kebahagiaan, serta melatih disiplin dan rasa syukur, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki kondisi mental dan emosional seseorang.
Bagi banyak orang, Ramadan bukan sekadar ibadah, tetapi juga terapi jiwa yang membawa kedamaian, kebahagiaan, dan keseimbangan hidup yang lebih baik.
Jadi, Ramadan ini, apakah kamu siap untuk merasakan manfaatnya bagi kesehatan mentalmu? (*)
Sumber: nursing and and health sciences journal