Viral di Media Sosial, Joget Jedag-Jedug dengan Kebaya dan Kain Belahan Tinggi Picu Kontroversi
![Viral di Media Sosial, Joget Jedag-Jedug dengan Kebaya dan Kain Belahan Tinggi Picu Kontroversi](https://malang.disway.id/upload/340cc41bdd285860f6b8bdf64e80a030.jpg)
Busana kebaya dan jarit tetap bisa dipakai untuk aktivitas olah gerak seperti senam, dsngan tetap menjunjung kesopanan seperti ditunjukkan ibu-ibu anggota Senam Budaya Kebaya Nasional --
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Beberapa hari terakhir, jagad media sosial dihebohkan dengan video yang memperlihatkan memperlihatkan anak muda mengenakan kebaya dan jarik sambil berjoget. Yang jadi perhatian, anak muda itu mengenakan jarik dengan belahan paha tinggi.
Lebih heboh lagi, dalam waktu berdekatan juga muncul unggahan kontroversial lainnya. Yaitu, aksi serupa --joget jedug--dengan mengenakan kostum penari Gandrung.
Kejadian ini memicu reaksi beragam dari warganet, mulai dari kritik hingga kecaman keras, lantaran kebaya dan kain jarit dikenal sebagai warisan budaya yang memiliki nilai sakral dan filosofi mendalam.
Termasuk juga jadi perhatian Siska Sayekti, Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Malang Raya, turut menyoroti fenomena ini.
Ia menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, keanggunan, serta identitas perempuan Indonesia.
"Kebaya bukan hanya busana, tetapi juga warisan budaya yang mencerminkan identitas, nilai-nilai luhur, dan keindahan perempuan Indonesia yang harus kita lestarikan serta dikenakan sesuai dengan norma-norma yang ada," ujar Siska.
Ia juga mengingatkan bahwa penggunaan kebaya harus tetap menjaga estetika dan kesopanan.
"Penggunaan kebaya seharusnya tidak disertai dengan gerakan yang seronok dan pencilak-an. Selain itu, kebaya yang dikenakan sebaiknya tidak terlalu ketat agar tetap indah dipandang," imbuhnya.
Siska pun menyayangkan fenomena ini dan menegaskan ketidaksetujuannya terhadap tren tersebut.
"Saya sama sekali tidak setuju. Mereka perlu belajar tentang norma-norma dan budaya Nusantara," tegasnya.
Menurutnya, tindakan tersebut bukanlah bentuk seni, melainkan sesuatu yang justru merusak esensi budaya.
"Yang ada di video tersebut bukanlah seni, tetapi malah merusak budaya. Setiap kostum atau busana Nusantara memiliki filosofi yang dalam, bukan sekadar pakaian yang bisa dikenakan kapan saja dan seenaknya," tambahnya.
Siska Sayekti, Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Malang Raya-Istimewa-
Menjaga Warisan Budaya dengan Bijak
Sumber: