Pungli di Destinasi Wisata Masih Jadi Keluhan, Termasuk di Tumpak Sewu
![Pungli di Destinasi Wisata Masih Jadi Keluhan, Termasuk di Tumpak Sewu](https://malang.disway.id/upload/a7eaea8fa714ceec341bb72aaa96d5e1.png)
Pungutan ganda dan pungutan liar di Tumpak Sewu dikeluhkan wisatawan. --Disway.id
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID-- Kasus pungutan liar (pungli) di beberapa destinasi wisata masih menjadi masalah yang terus berulang, meski pemerintah telah mengeluarkan surat edaran dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyoroti bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi pungli, praktik tersebut masih sering terjadi, terutama saat musim wisatawan ramai.
"Kita melihat bahwa kasus pungli ini selalu berulang, walaupun sudah ada surat edaran, sudah ada koordinasi dengan kepala dinas. Ini sebenarnya masalah yang harus diselesaikan secara lebih proaktif," katanya di Taman Margasatwa Ragunan, Jaksel, Jumat (27/12).
Menurutnya, pemerintah daerah memegang peran penting dalam mengatasi pungli ini. Sebab, destinasi wisata dikelola oleh pemerintah daerah. Jadi diharapkan mereka lebih proaktif dalam melakukan razia dan memastikan tidak ada pungli yang terjadi.
Bahkan, pada akhir November lalu, masalah ini menjadi salah satu topik utama dalam rapat di Kemenko Perekonomian.
Pemerintah telah mengeluarkan langkah konkret dengan mengedarkan surat edaran di awal Desember untuk meminta pemerintah daerah lebih mengantisipasi potensi pungli.
Salah satu contoh kasus yang mencuat adalah destinasi wisata Tumpak Sewu di Jawa Timur, yang sempat ramai akibat pungli yang terjadi di dua kabupaten yang mengelola kawasan tersebut.
"Di Tumpak Sewu, tiket yang dikenakan dua kali, karena ada dua kabupaten yang mengelola. Tapi sekarang sudah diberlakukan sistem tiket terpadu, one gate entrance, untuk mengurangi pungli," jelas Ni Luh Puspa.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto menambahkan bahwa salah satu faktor penyebab pungli adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan destinasi wisata yang adil dan bersama.
Menurutnya, sistem tiket terpadu seperti yang diterapkan di Tumpak Sewu adalah solusi yang tepat untuk mengurangi pungli di destinasi wisata.
"Euforia masyarakat yang merasa memiliki destinasi wisata terkadang membuat mereka mengambil tindakan yang tidak terkendali," ungkap Hariyanto.
"Namun dengan sistem tiket terpadu, kesadaran masyarakat akan tumbuh dan ini menjadi terobosan yang positif," lanjutnya.
Hariyanto juga menekankan bahwa penegakan hukum dan regulasi tetap menjadi hal yang harus diperhatikan.
Pemerintah daerah diharapkan untuk tidak hanya fokus pada edukasi masyarakat, tetapi juga pada pemberian sanksi tegas bagi pelaku pungli.
"Pemerintah daerah yang memiliki sanksi. Kemenpar tidak punya fungsi untuk melakukan penegakan hukum, itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah," tegasnya.
Diviralkan Wisatawan
Sebelumnya beredar video di media sosial tentang aksi pungli yang menimpa wisatawan di Tumpak Sewu. Dalam video tersebut diceritakan wisatawan dan pemandu wisata yang mengeluh karena harus membayar tiket di beberapa titik untuk sampai ke lokasi air terjun.
Sedikitnya loket resmi ada dua, yaitu tiket yang diterbitkan oleh Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Seperti diketahui, air terjun yang diakui sebagai terindah di Pulau Jawa tersebut terletak di perbatasan dua kabupaten. Sama seperti kawasan wisata Dieng, yang berada di dua wilayah, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.
Namun, selain dua loket tiket resmi di Tumpak Sewu, ternyata masih ada loket-loket lain yang dikelola masyarakat setempat. Bahkan, dari berbagai video yang diunggah wisatawan, baik wisatawan lokal maupun asing, ada pungutan masuk di sungai di dasar lembah menuju air terjun.
Dalam unggahan akun Instagram @infoarekjatim, rekaman video tersebut memperlihatkan pemandu wisata yang membawa wisatawan asing protes saat hendak ditarik tiket lagi oleh petugas.
"Tiket selalu naik. Bahkan sekarang muncul pos-pos tarikan tiket baru," tulis @infoarekjatim dikutip Kamis, 19 Desember 2024.
"Gak ada sosialisasi sama sekali. Bahkan guide lokal di sana sendiri aja nggak tau kalo ada loket baru," sambungnya.
Padahal, pemandu wisata itu sudah membawa tiket masuk bertuliskan "Wisata Air Terjun Grojokan Sewu".
"Saya di sini suruh bayar, di sana suruh bayar itu bagaimana? Kalau di sana bayar di sini bayar kan saya yang rugi," ujar pemandu wisata kepada petugas.
Sementara itu dalam video lain yang diunggah akun TikTok @fernia_nirma memperlihatkan salah satu wisatawan yang mengeluhkan tiket masuk ke wisata Tumpak Sewu.
Wisatawan itu mengeluh lantaran banyaknya tiket masuk untuk mengunjungi air terjun Tumpak Sewu.
"Ini aku ke Tumpak Sewu berdua, tapi dapat bayar 3 kali. Di atas loket sana bayar, di tengah bayar, masuk kesini bayar lagi," kata perempuan dalam video tersebut. (*)
Sumber: disway news network