Purbaya Tolak APBN untuk Proyek Family Office usulan Luhut: Bangun Saja Sendiri
Luhut Binsar Pandjaitan dan Ray Dalio di Bali pada 1 September 2024. Ray Dalio adalah investor global ternama asal Amerika Serikat, pemilik family office yang sedang membangun kantor keluarganya di berbagai lokasi seperti Singapura dan Abu Dhabi. (Foto: K--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ogah mendanai pembangunan family office di Bali dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Diketahui, Family Office ini diusulkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
“Oh saya sudah dengar lama isu itu (family office), tapi biar saja. Kalau DEN (Dewan Ekonomi Nasional yang dipimpin Luhut, red) bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri. Saya anggarannya enggak akan alihkan ke sana,” kata Purbaya kepada wartawan di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu, Senin, 13 Oktober 2025.
Menkeu Purbaya menambahkan, dirinya akan fokus pada alokasi anggaran yang menjamin pelaksanaan yang tepat waktu, tepat sasaran, dan tanpa kebocoran
"Saya fokus, kalau kasih anggaran tepat, nanti pas pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran dan nggak ada yang bocor, itu saja," ucap Purbaya.
Ia menegaskan tidak terlibat dalam rencana pendirian family office. Purbaya juga mengaku belum terlalu memahami dari konsep pembentukan itu.
"Nggak, saya nggak terlibat. Kalau mau saya doain lah. Saya belum terlalu ngerti konsepnya walaupun Pak Ketua DEN sering bicara. Saya belum pernah lihat apa sih konsepnya, jadi saya nggak bisa jawab," imbuh Purbaya.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tengah mempercepat pembentukan perusahaan pengelola investasi dan manajemen aset keluarga kaya tersebut agar dapat rampung pada akhir 2025. Melansir Bloomberg, tujuannya family office adalah menarik minat bank internasional, manajer aset, dan firma ekuitas swasta agar beroperasi di Indonesia.
Luhut mengatakan pembentukan family office kini dalam tahap finalisasi. Ia mengatakan pemerintah, juga telah meminta masukan dari investor global ternama asal Amerika Serikat, Ray Dalio, selaku pendiri perusahaan hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates.
Tentang Proyek Family Office
Dikutip dari BBC, belum ada definisi yang ajeg tentang family office atau kantor keluarga dalam istilah ekonomi. Tapi secara sederhana, family office adalah organisasi yang digunakan keluarga tertentu untuk mengelola bisnis mereka, menurut BDO -- jaringan internasional firma akuntan publik, perpajakan, dan penasihat ekonomi yang berbasis di Inggris.
Umumnya, organisasi atau perusahaan kantor keluarga ini bekerja secara senyap, dan melindungi kekayaan keluarga superkaya dari pantauan publik. Layanan yang diberikan kantor keluarga sangat bervariasi, bisa berbeda dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Tapi biasanya meliputi:
- strategi investasi;
- perencanaan keuangan dan pajak;
- pencatatan dan pelaporan;
- suksesi keluarga dan perencanaan warisan;
- wali amanat dan manajemen perusahaan;
- filantropi;
- manajemen risiko dan keamanan;
- layanan gaya hidup (umumnya non-keuangan);
- tata kelola keluarga; dan
- pendidikan keluarga.
Sejumlah kalangan meyakini kantor keluarga pertama di dunia tercatat pertama kali di Florence, Italia pada abad ke-15. Di sana terdapat keluarga superkaya Medici yang mengandalkan penasihat terpercaya untuk mengelola bisnis mereka.
Namun, kantor keluarga modern semakin berkembang sejak revolusi industri di penghujung abad ke-18, saat keluarga J.P. Morgan mendirikan House of Morgan untuk mengelola aset keluarga, termasuk kemunculan taipan Rockefeller dan Venderbilt di Amerika Serikat.
Sebuah penelitian dari London School of Economics menyebutkan agar sebuah keluarga dapat memiliki kantor keluarga, mereka harus memiliki kekayaan setidaknya Rp4,1 triliun (£200 juta) dan mungkin lebih banyak lagi.
Mereka yang bekerja di kantor keluarga adalah karyawan profesional penuh waktu, yang dapat mencakup pakar investasi, penasihat properti, ekonom, penasihat dana perwalian, dan pengacara. Mereka bekerja untuk satu keluarga, seperti halnya sebuah perusahaan yang mungkin memiliki staf khusus.
Potensi Nilai dan Target Indonesia
- Target awal: Pemerintah Indonesia menargetkan 5% dari total dana kelolaan family office dunia yang mencapai USD11,7 triliun. Sehingga berpotensi menarik sekitar USD500 miliar (sekitar Rp8.178,8 triliun).
- Potensi lokal: Selain itu, ada proyek lokal yang menargetkan potensi ekonomi di area tertentu, seperti proyek family office di Kepulauan Seribu yang diproyeksikan mencapai Rp2.000 triliun.
Batas nilai minimum untuk mengelola
- Single-Family Office: Biasanya memerlukan kekayaan di atas USD100 juta untuk efisien, menurut HSB Investasi.
- Multi-Family Office: Batasan asetnya lebih rendah, sering mulai dari USD20-30 juta, menurut HSB Investasi.
Nilai Rata-Rata
- Rata-rata global: Laporan tahunan menunjukkan bahwa rata-rata family office di dunia mampu mengelola dana hingga Rp32 triliun, sebut Databoks.
Sumber: disway news network
