1 tahun disway

Indeks Optimisme 2025, Perlu Perhatian Lebih untuk Dimensi Ekonomi dan Pemerintahan

Indeks Optimisme 2025, Perlu Perhatian Lebih untuk Dimensi Ekonomi dan Pemerintahan

Ilustrasi belanja bahan sembako--iStockphoto

Survei juga mengungkap bahwa 33,8 persen responden mengalami penurunan pendapatan rumah tangga dalam enam bulan terakhir.

Sementara 27,4 persen merasa pendapatannya stabil, dan 38,8 persen memilih tidak menjawab entah karena tidak tahu, atau enggan membicarakan pendapatan pribadi.

Fenomena ini menunjukkan adanya “ruang gelap” dalam data ekonomi rumah tangga.

Banyak warga mungkin bekerja di sektor informal atau rentan, sehingga penghasilan mereka sulit diprediksi, apalagi dicatat secara formal.

BACA JUGA:Gandeng Kampus, Migrant Center Malang Dirancang Sistematis dengan Fungsi Riset, Advokasi hingga Pemberdayaan

Tantangan Menuju Indonesia Emas

Meski pertumbuhan ekonomi secara statistik menunjukkan peningkatan, dua indikator kunci harga kebutuhan pokok dan pendapatan rumah tangga masih rapuh.

Mengingat konsumsi domestik adalah penopang utama perekonomian Indonesia, kestabilan harga pangan dan penguatan daya beli akan menjadi penentu apakah optimisme publik dapat bergerak dari zona netral menuju optimis.

Dengan hanya dua dekade tersisa menuju target Indonesia Emas 2045, survei ini menjadi alarm bahwa visi besar tidak hanya membutuhkan kebijakan makro yang solid, tetapi juga kenyamanan ekonomi di meja makan setiap rumah tangga.

Sumber: goodstats