1 tahun disway

Kemenkes Kembangkan Layanan Kesehatan Berbasis AI, Termasuk 'ChatGPT Kesehatan'

Kemenkes Kembangkan Layanan Kesehatan Berbasis AI, Termasuk 'ChatGPT Kesehatan'

Konferensi Pers Kemenkes soal rencana penggunaan teknologi AI untuk peningkatan layanan kesehatan--disway news network

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan rencana ambisius untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) secara masif dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi diagnosis, dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan & Ketua Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan (TTDK), Kemenkes,nSetiaji, S.T., M.Si menjelaskan,  rencana awal adalah pengembangan tiga Teknologi berbasis AI inovatif.

"Salah satunya adalah 'ChatGPT versi kesehatan. ' yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan sektor medis di Indonesia," kata Setiaji kepada wartawan, Rabu (23/7).

BACA JUGA:Rektor UM Tegaskan Dosen Harus Jadi Teladan Antikorupsi, Singgung Plagiasi sebagai Contoh Korupsi Akademik

Tiga Teknologi AI Andalan Kemenkes

Pengembangan teknologi AI ini akan berpusat pada tiga area kunci yang saling mendukung

 1. Sistem Diagnostik Berbasis AI

Teknologi ini akan menjadi asisten canggih bagi tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit. Dengan kemampuan menganalisis data pasien secara komprehensif, termasuk citra medis seperti X-ray dan MRI, serta riwayat kesehatan, AI dapat memberikan rekomendasi diagnosis yang cepat dan akurat. Ini akan mendukung keputusan klinis dokter secara signifikan dan berpotensi mengurangi angka kesalahan diagnosis.

"Jadi ada 3 use case yang kita sedang kembangkan. Satu yang berbasis imaging tadi ya, ada hasil X-ray, kemudian USG, dan kemudian juga ada MRI, itu bisa dianalisis menggunakan AI," ungkap Setiaji. 

Dia menjelaskan  dari pengalaman yang sudah dipakai di berbagai negara, diagnosis dengan teknologi berbasis AI pada paru-paru misalnya,  bisa mengenali lebih dari 30 penyakit. "Dari bronchitis, pneumonia, kemudian sisma, dan macam-macam ya. Termasuk kemudian dari otak itu lebih banyak lagi bisa dikenal dengan menggunakan AI," paparnya.

 2. Manajemen Data Kesehatan Terintegrasi dengan AI

Kemenkes berencana memanfaatkan AI untuk mengelola dan menganalisis volume data kesehatan yang sangat besar. Data ini mencakup rekam medis elektronik, data epidemiologi, hingga hasil penelitian. 

Melalui AI, data dapat diintegrasikan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola penyakit, memprediksi potensi wabah, serta merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran dan berbasis bukti.

"Nah kemudian yang kedua adalah genomi, tadi saya sebut ada prinsip medisi bagaimana kita bisa menemukan pengobatan yang lebih tepat dan lebih efisien menggunakan prinsip medisi tadi berbasis gen individu manusia yang beda-beda," tutur Setiaji.

 3. ChatGPT Versi Kesehatan (Asisten Virtual Medis)

Sumber: disway news network

Berita Terkait