Ada Ekspor Satwa Liar Senilai Rp20 Miliar, Indonesia jadi Sorotan Dunia
Ilustrasi satwa--pixabay
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Indonesia kembali menjadi sorotan dunia setelah dilaporkan mengekspor 400 kilogram satwa liar selama tiga bulan pertama tahun 2025.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor tersebut mencapai US$1,32 juta atau sekitar Rp20 miliar, yang menimbulkan perdebatan tajam antara aspek ekonomi dan konservasi.
Sebagai negara dengan kekayaan hayati luar biasa, Indonesia memang menjadi pemasok utama berbagai jenis satwa eksotis dari burung, reptil, hingga mamalia ke pasar internasional.
Satwa-satwa ini biasa dikirim untuk keperluan peliharaan, edukasi, hiburan, hingga penelitian.
Negara tujuan utama dalam ekspor ini adalah Jepang, yang mengimpor 87 kg satwa senilai US$1,2 juta, atau sekitar 91 persen dari total nilai ekspor Indonesia pada kuartal pertama 2025.
Di posisi berikutnya ada Lebanon dengan volume impor 164 kg senilai US$49 ribu, diikuti oleh Afghanistan sebesar 43 kg senilai US$16 ribu.
Sejumlah negara lain juga turut menjadi pasar bagi satwa Indonesia, termasuk Republik Ceko, Norwegia, Irak, Inggris, hingga Amerika Serikat dan Australia.
Meski nilai ekspor mereka lebih kecil, aktivitas ini mencerminkan tingginya permintaan global terhadap satwa liar Indonesia.
Namun, ekspor satwa liar di Indonesia tetap memicu kekhawatiran. Secara hukum, ekspor hanya diperbolehkan untuk spesies yang tidak dilindungi dan berasal dari penangkaran resmi (F2 ke atas).
Sayangnya, lemahnya pengawasan memicu praktik ilegal seperti wildlife laundering, yakni penyamaran satwa hasil tangkapan liar sebagai hasil penangkaran legal.
Fenomena ini mempertegas dilema antara kebutuhan ekonomi dan tanggung jawab konservasi, serta menyoroti pentingnya penguatan hukum dan kesadaran publik dalam menjaga kelestarian satwa Indonesia.
Sumber: data badan pusat statistik (bps)
