1 tahun disway

Kementerian LH Akan Tarik Semua Izin Lingkungan terkait Banjir Sumatera, 753 Orang Meninggal 650 Hilang!

Kementerian LH Akan Tarik Semua Izin Lingkungan terkait Banjir Sumatera, 753 Orang Meninggal 650 Hilang!

Foto: Upaya pencarian korban hilang dan pembukaan akses jalan menggunakan alat berat di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11). -Dok. BNPB --

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Kementerian Lingkungan Hidup memanggil berbagai entitas yang diduga berkontribusi memperparah bencana banjir bandang di Pulau Sumatera. "Kami mulai hari ini akan menarik kembali semua persetujuan lingkungan dari dokumen lingkungan yang ada di daerah-daerah bencana," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq kepada wartawan di kompleks parlemen Senayan, Rabu 3 Desember 2025.

Ia menjelaskan, keputusan itu diambil setelah analisis awal menemukan adanya indikasi kuat bahwa daya dukung dan daya tampung lingkungan di sejumlah titik telah melampaui ambang batas. "Semacam Aceh selama dua hari, di data kami ada 9,7 miliar kubik air turun hanya dalam dua hari," ungkapnya.

Menurut Hanif, kondisi lanskap di beberapa wilayah tidak lagi mampu menahan intensitas hujan ekstrem sehingga memperparah skala banjir.  Karena itu, pemanggilan terhadap entitas yang diduga terlibat dilakukan sebagai langkah klarifikasi sekaligus penegakan aturan.

Selain pemanggilan, pemerintah menyiapkan sanksi berlapis kepada pihak yang terbukti melanggar. "Mulai sanksi administrasi, kemudian sanksi persengketaan lingkungan hidup, kemudian yang terakhir, karena ini sudah menimbulkan korban jiwa, maka pendekatan pidananya akan muncul," tegas Hanif.

Ia memastikan bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi izin lingkungan di wilayah terdampak serta memperketat pengawasan aktivitas yang berpotensi menurunkan daya dukung lingkungan.

Daerah Hulu Terutama Batang Toru Tidak Ada Pohon

Hanif juga menyoroti kerusakan lingkungan di kawasan hulu, terutama di Batang Toru. Dia mengungkapkan adanya perubahan fungsi kawasan hutan yang memperparah dampak banjir.

Hanif menyampaikan hasil kajian citra satelit yang menunjukkan kerusakan signifikan. "Di bagian hulu yang harusnya berupa hutan, ini fungsinya secara tata ruang justru kepada pertanian lahan kering dan pertanian basah," katanya.

"Dari 340 ribu hektare mungkin 50-an ribu di hulunya, itu dalam bentuk lahan kering. Tidak ada pohon di atasnya, sehingga begitu hujan sedikit, ya sudah kita bayangkan," sambungnya.

Selain itu, ditemukan juga aktivitas pembukaan kebun sawit tanpa pembakaran. "Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log, ternyata banjirnya yang cukup besar mendorong itu menjadi bencana berlipat-lipat," jelasnya.

Kementerian Lingkungan Hidup mengaku telah mencatat sejumlah perusahaan terkait. Saat ini baru terdata 7 dari 8. Namun Hanif menegaskan penyelidikan masih berkembang dan sikap pemerintah tidak pandang bulu.

"Silakan izinnya ada, tetapi kalau menimbulkan kerusakan lingkungan, itu urusan Menteri lingkungan hidup," ucapnya.

Upaya pemulihan dan penelitian mendalam terus dilakukan. Dengan penelitian serius, pihaknya akan fokus di wilayah Batang Toru karena landscape-nya yang cukup unik.

753 Orang Meninggal Dunia

Sementara itu, proses pencarian korban akibat bencana banjir bandang disertai tanah longsor yang menghantam Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh di pekan akhir bulan November 2025 lalu masih terus berlangsung. Hingga saat ini, data jumlah korban hilang dan meninggal terus bertambah.

Mengutip data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tahun 2025, hari ini Rabu (3/12/2025 per pukul 11.48 WIB), terkonfirmasi jumlah korban meninggal bertambah menjadi 753 orang.

Sementara, masih ada 650 orang yang dilaporkan hilang dan sekitar 2.600-an orang luka akibat terjangan banjir bandang dan tanah longsor.

Dilaporkan BNPB, ada sekitar 3.3 juta orang di 49 kabupaten/ kota di provinsi Aceh (1,5 juta orang), Sumatra Utara (1,7 juta orang), dan Sumatra Barat (sekitar 141.800 orang) yang terdampak bencana ini.

Tercatat, ada lebih lebih dari 1,5 juta orang di Aceh yang harus mengungsi, 538.800-an orang di Sumatra Utara, dan sekitar 106.200 orang di Sumatra Barat.

Sebanyak 3.600-an unit rumah rusak berat, 2.100-an unit rumah rusak sedang, dan sekitar 3.700 unit rumah rusak ringan. Belum lagi kerusakan sekolah, rumah ibadat, dan jembatan.

Sumber: disway news network