1 tahun disway

Alumni Fapet UB 1986: Ira Puspadewi Tak Berubah, Sederhana, Hangat, Setia pada Persahabatan

Alumni Fapet UB 1986: Ira Puspadewi Tak Berubah, Sederhana, Hangat, Setia pada Persahabatan

Ira (kaus oranye) saat hadir dalam reuni alumni Fapet UB angkatan 1986 tahun 2009 di Tulungagung--Istimewa

Shock itu berubah menjadi kebingungan ketika detail kasus mulai diberitakan. “Kita bingung, korupsinya di mana? Sedangkan kita tahu siapa Bu Ira, siapa keluarganya.”

Namun semakin kasus ini berkembang, semakin jelas pula gambaran yang ia tangkap. “Akhirnya jelas ya, oh ternyata masalahnya begini… beda perhitungan, beda persepsi… beda angka, beda harga.”

Agus kemudian memberikan analogi bisnis yang sangat membumi, sesuai pengalamannya sebagai pelaku usaha. Agus, yang kini berbisnis pemotongan ayam dan menggerakkan UMKM perayaman, mengaku memahami langkah Ira melalui kaca mata dunia usahanya

“Kalau saya melihat dari sisi bisnis, itu cara tepat mengembangkan bisnis. Ini bukan beli kapal, tapi beli perusahaan,” jelasnya. Ia mengibaratkan akuisisi perusahaan seperti membeli bisnis resto.

“Saya bilang ke teman-teman, Anda tidak membeli ayam ke saya, tapi Anda membeli bisnisnya. Jadi nggak bisa dihitung ayamnya berapa, etalasenya berapa. Yang dibeli itu bisnisnya. Itu logika sederhana saya.”

Ia menegaskan bahwa publik perlu memahami konteks ini secara utuh. Bahwa keputusan Ira saat memimpin ASDP merupakan langkah strategis dalam dunia korporasi, bukan tindakan melawan hukum. Karena itu, ketika Presiden akhirnya memberikan rehabilitasi, kelompok alumni merasa lega. “Kami cukup bergembira… Alhamdulillah.”

BACA JUGA:Suami Semringah saat Kunjungi Dirut ASDP Ira Puspadewi di Rutan KPK, Belum Tahu Kapan Dibebaskan

Solidaritas Alumni: Menguat Saat Teman Terpuruk

Dukungan kepada Ira tidak berhenti pada doa dan kalimat-kalimat penguatan. Angkatan 86 hingga keluarga besar Fapet UB bergerak aktif. Termasuk menghadiri sidang terakhir dan menggalang suara melalui formulir pemilihan Alumni Inspiratif UB, sebuah ajang penghormatan di tingkat universitas.

“Itu bentuk support kami… kedekatan kami… khususnya di A86 dan umumnya di Fakultas Peternakan UB.”

Bagi Agus, rehabilitasi nama baik bukan hanya kemenangan bagi Ira, tetapi juga bagi keadilan publik. “Yang terpenting adalah rehabilitasi bahwa Bu Ira tidak korupsi… ini hanya persoalan beda perhitungan, beda persepsi.”


Ira (dua dari kiri), kalau sedang longgar, selalu menyempatkan hadir jika diundang kumpul-kumpul sama teman seangkatan di Fapet UB --Istimewa

Walau ia mengakui adanya pro-kontra di masyarakat, Agus tetap memberikan pesan yang tegas dan tulus. “Insyaallah Allah melindungi Bu Ira dan keluarganya… dan tidak mengubah apa pun. Karena sampai detik beliau jadi Dirut, tidak ada satu pun yang berubah tentang kesederhanaannya.”

BACA JUGA:Kuasa Hukum Ira Puspadewi Datangi KPK Jelang Pembebasannya, KPK Tunggu Surat dari Presiden

“Tetaplah Menjadi Sahabat yang Baik”.

Pada bagian akhir wawancara, suara Agus terdengar lebih berat, lebih emosional. Ia berkata pelan, “Ini suara hati yang ingin saya sampaikan… mudah-mudahan ini menjadi pengingat bahwa jangan takut berkreasi, jangan takut berkontribusi untuk negara.”

Sumber: