1 tahun disway

Guru Besar UB Beri Tips Pertalite Anti-‘Brebet’: Beli Eceran, jika Tercampur Air Kelihatan

Guru Besar UB Beri Tips Pertalite Anti-‘Brebet’: Beli Eceran, jika Tercampur Air Kelihatan

Prof Dr Eng Eko Siswanto ST MT --pp1mesin.ub.ac.id/--

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Guru Besar Fakultas Teknik Mesin, Universitas Brawijaya, Prof Dr Eng Eko Siswanto ST MT menanggapi ramainya Pertalite bikin mesin kendaraan bermotor ‘brebet’. Prof Eko menyampaikan sebenarnya langkah pemerintah sudah baik.

Langkah pemerintah, menurut informasi yang dia simak dari media massa, pemerintah mengganti kerusakan suku cadang atau lainnya yang diakibatkan mengonsumsi Pertalite bermasalah. Kedua, menguji ulang Pertalite yang akan diedarkan.

“Kalau saya baca berita kan pemerintah sudah cukup oke, dengan mengganti spare part atau apa pun yang diakibatkan oleh kerusakan itu. Kedua, menguji ulang Pertalite yang mau diedarkan. Lalu, kalau sampai saat ini belum tertangani, saya kurang tahu,” ujar Prof Eko Siswanto saat diwawancarai Disway Malang, Jumat (31/10).

Prof Eko pun menyampaikan tips agar mesin kendaraan tidak ‘mbrebet’. Caranya seperti yang dia lakukan sejak ramai kabar Pertalite bikin mesin ‘mbrebet’, yaitu membeli Pertalite secara eceran. Tidak membeli di SPBU.

“Alhamdulillah kendaraan saya gak mbrebet. Karena saya beli Pertalite eceran. Kan ada botol atau plastik. Kalau ada air kan terlihat. Kalau di tangki Pertamina, kan gak terlihat. Saran saya konsumen beli di eceran saja. Lebih aman. Karena kalau ada air pasti terlihat,” ujar Prof Eko Siswanto.

Ditanya apakah BBM oplosan memberikan dampak emisi karbon, Prof Eko mengatakan tergantung bahan apa yang dicampurkan. Kalau yang dicampurkan etanol, malah menurunkan emisi karbon.

“Karena C-nya lebih sedikit. O-nya yang lebih banyak. Kalau campuran bahan lain saya gak tahu. Pastinya kalau karbonnya lebih banyak pasti C-nya lebih banyak,” ujar guru besar bidang bidang konversi dan konservasi energi tersebut.

Lantas adakah bahan BBM yang terhindar dari oplosan, menurut Prof Eko Siswanto, kalau BBM cair, semua orang bisa mengoplos. Masalahnya, etanol dan air tercampur sempurna. Tidak terpisah seperti bensin dan air.

“Dia ikut masuk ke ruang bakar dan terbakar. Tapi, kita belum teliti apakah dia terbakar atau berubah formula, belum kita teliti,” jelasnya.

Adapun dampak bagi mesin yang mengonsumsi Pertalite oplosan, menurut Prof Eko, tidaklah serius. “Menurut saya, dampaknya hanya mogok saja. Tidak ada masalah serius. Ringan-ringan saja,” ujarnya.

Seperti diketahui, ramai isu Pertalite bikin ‘mbrebet’ di Surabaya maupun Malang, Jawa Timur. Inspeksi mendadak (Sidak) Kementerian ESDM dan Pertamina Patra Niaga Rabu lalu, nyatanya belum membuat keluhan warga atas kualitas BBM yang buruk berakhir.

Temuan BBM jenis Pertalite diduga bercampur air kembali ditemukan oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji ketika inspeksi mendadak (sidak) di SPBU di Jalan Rajawali, Kamis pagi, 30 Oktober 2025.

Armuji menunjukkan Pertalite dalam kemasan botol plastik dari pengendara yang antre di SPBU. Dari sana, tampak di bagian bawah BBM itu ada cairan berwarna bening. Bukan biru gelap seperti di atasnya. ”Ini coba dilihat. Ini bukan rekayasa ya,” celetuk Politisi PDIP itu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat berkunjung ke Kota Malang, Rabu (29/10) langsung memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penurunan kualitas BBM tersebut.

Menurutnya, pemerintah tidak tinggal diam. Saat ini, tim gabungan dari Ditjen Migas, BPH Migas, Lemigas, dan Pertamina Patra Niaga sudah diterjunkan ke berbagai daerah, termasuk Malang, untuk menelusuri sumber masalah. Mereka mengambil sampel bahan bakar dari sejumlah SPBU guna memastikan apakah ada penurunan mutu atau kesalahan dalam proses distribusi.

Sumber: