1 tahun disway

Menteri ESDM Turun Tangan di Malang, Kebut Investigasi 'Pertalite Bikin Mbrebet': Sanksi Tegas jika Terbukti

Menteri ESDM Turun Tangan di Malang, Kebut Investigasi 'Pertalite Bikin Mbrebet': Sanksi Tegas jika Terbukti

--

TOLOGOMAS, DISWAYMALANG.ID – Lonjakan keluhan masyarakat terkait bahan bakar jenis Pertalite yang membuat motor mendadak brebet memicu reaksi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Saat berkunjung ke Kota Malang, Rabu (29/10), Bahlil langsung memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap dugaan penurunan kualitas BBM tersebut.

“Begitu saya mendarat, langsung saya panggil Pertamina Patra Niaga, BPH Migas, dan Lemigas untuk menerima laporan langsung dari mereka,” ujar Bahlil usai menghadiri Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Menurutnya, pemerintah tidak tinggal diam. Saat ini, tim gabungan dari Ditjen Migas, BPH Migas, Lemigas, dan Pertamina Patra Niaga sudah diterjunkan ke berbagai daerah, termasuk Malang, untuk menelusuri sumber masalah. Mereka mengambil sampel bahan bakar dari sejumlah SPBU guna memastikan apakah ada penurunan mutu atau kesalahan dalam proses distribusi.

“Ada tim khusus yang sedang bekerja. Karena distribusi solar dan Pertalite di SPBU berada di bawah Pertamina Patra Niaga,” jelas Bahlil.

Bahlil menegaskan, pemerintah tidak akan ragu menjatuhkan sanksi tegas apabila ditemukan pelanggaran, baik dalam distribusi maupun kualitas BBM.

“Kalau kemudian ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh Pertamina, maka pemerintah akan memberikan sanksi tegas,” ujarnya dengan nada tegas.

Meski demikian, ia meminta publik menunggu hasil uji laboratorium dari Lemigas. Pemerintah ingin memastikan seluruh temuan berbasis data dan bukti ilmiah, bukan sekadar dugaan.

“Semuanya masih dalam proses. Kita harus cek kebenarannya dan kualitas minyaknya. Kita tunggu hasil dari apa yang dilakukan oleh Lemigas,” katanya.

Hasil awal investigasi, lanjut Bahlil, diharapkan bisa diketahui dalam waktu satu hingga dua hari ke depan. Ia bahkan berencana memimpin langsung rapat evaluasi di Jakarta untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

“Paling lama saya butuh waktu satu sampai dua hari. Besok saya akan memimpin rapat langsung di Jakarta,” imbuhnya.

Saat disinggung soal kemungkinan adanya sabotase dalam rantai distribusi, Bahlil memilih berhati-hati. Ia menolak berspekulasi sebelum hasil kajian teknis selesai.

“Kita belum bisa mengandai-andai. Kita lihat nanti apa yang ditemukan oleh tim. Saya belum bisa menyimpulkan apakah benar atau tidak benar, kita tunggu hasilnya,” jelasnya.

Ia menutup dengan penegasan bahwa sanksi hanya akan dijatuhkan jika terbukti ada pelanggaran nyata.

“Kalau benar terbukti, akan diberikan sanksi tegas. Tapi kita tidak bisa menduga-duga karena semuanya belum jelas,” tandasnya.

Sumber: