Laporan Pola Konsumsi Pangan Kota Malang, Rasio Konsumsi Pangan Non Beras Naik
--
Bagi sebagian kalangan, makanan lokal seperti singkong, talas, atau daun kelor masih dianggap inferior. Butuh upaya terus-menerus dari pemerintah, akademisi, dan komunitas pangan untuk mengubah persepsi ini.
Selain itu, akses terhadap bahan pangan lokal berkualitas juga perlu diperluas. “Seringkali bahan lokal kalah bersaing dengan produk instan karena distribusi dan pemasaran masih terbatas,” ujar Alif, penggiat pertanian urban di Kecamatan Blimbing.
Untuk menjawab tantangan ini, Pemkot Malang tengah mendorong lebih banyak program edukasi gizi di sekolah dan posyandu, serta memperluas kerjasama dengan petani lokal dan pelaku UMKM pangan.
Pergeseran pola konsumsi pangan ini menjadi sinyal positif bahwa kesadaran akan kesehatan dan keberlanjutan mulai tumbuh. Tak hanya untuk menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan keberagaman hayati lokal.
“Kalau dulu kita bangga makan nasi tiga kali sehari, sekarang kita mulai sadar: keberagaman makanan itu juga bagian dari gaya hidup sehat dan cinta lingkungan,” kata Ike Indriati.
Dengan tren ini, Kota Malang tak hanya mencetak skor gizi yang tinggi, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana perubahan kecil di dapur bisa memberi dampak besar bagi masa depan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, menyatakan bahwa peningkatan konsumsi pangan lokal adalah buah dari edukasi gizi yang terus digalakkan, termasuk melalui kegiatan di sekolah, posyandu, hingga pelatihan UMKM pangan.
“Kami melihat tren yang sangat positif. Masyarakat makin cerdas dalam memilih makanan. Mereka tidak lagi sekadar kenyang, tapi juga peduli pada kualitas dan keberagaman pangan,” ujar Slamet usai giat, jumat (1/8).
Ia menambahkan bahwa konsumsi pangan lokal tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga mendukung ketahanan pangan daerah dan memberdayakan petani lokal. “Ini bukan sekadar data, tapi sinyal bahwa warga mulai berdaulat atas pangannya sendiri,” lanjutnya. (ab)
Sumber: bps malang
