1 tahun disway

Agile vs Waterfall: Metodologi Mana yang Cocok untuk Proyek di Dunia Kerja?

Agile vs Waterfall: Metodologi Mana yang Cocok untuk Proyek di Dunia Kerja?

Agile vs Waterfall Untuk Manejemen Proyek dan Dunia Kerja-pinterest-

Agile menawarkan fleksibilitas anggaran dan jadwal, tergantung pada backlog yang terus berkembang. Pendekatan ini lebih sesuai untuk proyek yang dibiayai berdasarkan waktu dan materi, bukan hasil akhir yang pasti. Dalam dunia startup, pembiayaan proyek sering kali dihitung berdasarkan milestone jangka pendek daripada jadwal tetap jangka panjang.

BACA JUGA:Pekerja Wajib Tahu! Ini Bedanya Deliverables dan Milestones

9. Kombinasi dan Evolusi: Munculnya Model Hybrid

Banyak organisasi mulai menggabungkan unsur-unsur dari kedua pendekatan untuk menciptakan model hybrid yang lebih adaptif terhadap kebutuhan proyek. Model ini memanfaatkan perencanaan rinci Waterfall di tahap awal, lalu menggunakan prinsip Agile saat pengembangan dan pengujian produk.

Sebagai contoh, dalam proyek transformasi digital perusahaan ritel besar, tahap strategi dan migrasi sistem lama dilakukan dengan pendekatan Waterfall, sementara pengembangan aplikasi customer-facing dilakukan dengan Agile. Hasilnya adalah kombinasi kestabilan dan fleksibilitas yang memungkinkan organisasi beradaptasi tanpa kehilangan arah strategis.

Pilih Berdasarkan Kebutuhan, Bukan Tren

Agile dan Waterfall bukanlah dua kubu yang saling bertentangan, melainkan alat yang dapat digunakan sesuai konteks dan tantangan proyek.

Proyek yang menuntut kepastian, kepatuhan, dan kontrol tinggi akan lebih cocok dengan Waterfall. Sementara proyek yang berorientasi inovasi, iterasi, dan adaptasi cepat akan lebih optimal dengan Agile.

Keputusan terbaik bukan memilih satu pendekatan secara mutlak, melainkan memahami kondisi organisasi, tim, dan tujuan proyek secara menyeluruh.

Fleksibilitas dalam memilih atau menggabungkan keduanya menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dunia kerja modern yang terus berubah.

Sumber: digitalocean