1 tahun disway

Ternyata ini! 9 Alasan Banyak Gen Z Resign Cepat dan Cara Mengatasinya

Ternyata ini! 9 Alasan Banyak Gen Z Resign Cepat dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi Gen Z resign--getty images

BACA JUGA:Waspada! Lowongan Kerja Pilot Abal-Abal Keruk Rp1,3 M dari Korban, Begini Modusnya

5. Tekanan Ekonomi dan Ketidakamanan Finansial

Situasi ekonomi 2025 belum stabil, biaya hidup naik, dan banyak Gen Z merasa penghasilan belum cukup untuk kebutuhan atau tabungan. Hal ini membuat mereka mudah goyah jika ada sedikit ketidakpuasan di tempat kerja.

Tipsnya adalah kelola keuangan dengan bijak seperti buat anggaran, hitung kebutuhan dasar, hindari utang konsumtif. Jika perlu, cari penghasilan tambahan.

6. Kurangnya Fleksibilitas dan Work–Life Imbalance

Generasi baru menghargai fleksibilitas waktu dan work–life balance. Model kerja rigid (jam tetap, lembur tanpa kompensasi, tidak ada opsi remote/hybrid) sering dianggap tidak manusiawi. Tipsnya adalah diskusikan fleksibilitas saat tawaran kerja, mencari perusahaan dengan budaya hybrid/fleksibel; jaga batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi.

BACA JUGA:Multitasking Bikin Lelah: Survei Ungkap Kebiasaan Pelajar yang Ganggu Produktivitas

7. Stigma dan Beda Generasi dengan Atasan (Boomers/Generasi Lama)

Perbedaan nilai, cara kerja, dan ekspektasi antara Gen Z dan generasi lama bisa menyebabkan benturan. Gen Z ingin feedback cepat, transparansi, dan fleksibilitas yang mana hal tersebut kadang sulit diterima oleh budaya kerja tradisional.

Tipsnya adalah komunikasikan secara terbuka, tunjukkan kinerja, dan jika memungkinkan, cari mentor yang memahami cara generasi muda. Biasanya mentor yang beda satu generasi yakni generasi milenial masih relate dan paham dengan Gen Z. 

BACA JUGA:Testimoni Para Duta Budaya Kota Malang 2025: Dari Keraguan, Dedikasi Seni, hingga Advokasi Pelestarian Tradisi

8. Ketidakjelasan Karier dan Kurang Kepastian Masa Depan

Generasi muda cenderung ingin stabilitas sekaligus fleksibilitas. Jika perusahaan tidak mampu menjelaskan jenjang karier, bonus, promosi, atau keamanan kerja, banyak Gen Z merasa tidak ada masa depan di situ.

Tipsnya, minta kejelasan kontrak, evaluasi, jenjang karier saat awal masuk. Buat target pribadi 1–3 tahun bagaimana karier ingin berkembang.

9. Prioritas Hidup dan Nilai Baru

Berbeda dengan generasi sebelumnya, banyak Gen Z mengejar “purpose” lebih dari sekedar gaji. Jika pekerjaan dirasa tidak punya arti, tidak sesuai passion, atau merusak kesehatan mental/fisik, mereka lebih memilih resign.

BACA JUGA:Sharp Indonesia-Plasticpay Luncurkan Mesin Olah Sampah RVM, Masukkan Botol Raih Saldo di Aplikasi Plasticpay

Sarannya, kenali dulu nilai pribadi dan tujuan jangka panjang, pilih pekerjaan yang sejalan, Jika belum ada, pertimbangkan side-hustle atau proyek passion sambil kerja.

Meski banyak perusahaan menilai resign cepat sebagai “masalah loyalitas”, realitas menunjukkan bahwa keputusan tersebut sering kali merupakan hasil dari kombinasi faktor penyusutan kompensasi, ketidakcocokan kultur, dan perubahan ekspektasi hidup.

BACA JUGA:Diskop UKM Jatim Siapkan Webinar UMKM 2025 Gratis: Anak Muda dan Digitalisasi Jadi Fokus Utama

Sumber: periskop