UTS "Take Home" Tak Harus Kerjakan di Kampus, Tapi Kos Ramai: Ini Solusinya!
Ilustrasi Kegiatan Mengerjakan UTS "Take Home"-Littlestuff-
Kalau tidak bisa pergi ke kafe, kenapa tidak bawa suasana kafe ke kamar sendiri? Buka jendela agar udara segar masuk, nyalakan aroma terapi dari minyak kayu putih atau pewangi laundry, lalu seduh kopi saset dengan gelas cantik. Atur meja belajar agar lebih rapi dan menarik. Percantik dengan sedikit dekorasi, seperti sticky note warna-warni atau lampu tumblr.
Putar suara ambience café dari YouTube atau Spotify. Pilih suara ketikan keyboard, barista sedang membuat kopi, atau musik jazz lembut. Dengan sedikit usaha, kamar kos yang sempit bisa terasa seperti sudut favorit di kafe langganan. Hal ini tidak hanya meningkatkan mood, tapi juga bisa memancing semangat belajar yang sempat hilang karena keributan sekitar.
5. Pakai headset dan aplikasi peredam suara
Kalau suasana bising tak bisa dihindari, teknologi bisa jadi penyelamat. Headset dengan noise cancelling, walau versi murah, sudah cukup membantu. Tambah dengan aplikasi seperti Noisli atau Coffitivity yang menyajikan suara alam atau kafe yang menenangkan. Jika laptopmu mendukung, gunakan fitur noise suppression bawaan dari aplikasi meeting seperti Zoom atau Google Meet.
Jangan anggap remeh kekuatan white noise. Suara hujan, gemericik air, atau kereta yang melintas bisa membantu otak tetap dalam mode fokus. Yang penting, jangan malah tergoda untuk membuka YouTube dan nonton drakor atau konten yang tidak ada kaitannya dengan ujian. Gunakan suara untuk menjaga ritme kerja, bukan sebaliknya.
6. Ajak teman kos ikut "Jam Tenang Bersama"
Kalau kamu dan teman-teman kos sedang UTS barengan, coba ajak mereka membuat "jam tenang" bersama. Misalnya dari pukul 20.00–22.00 tidak ada suara keras, tidak buka musik, dan tidak teriak-teriak di lorong. Ini soal saling pengertian dan solidaritas sesama pejuang kampus.
Kalau berhasil diterapkan, dua jam hening tiap hari saja sudah bisa membantu banyak mahasiswa menyelesaikan tugas mereka. Kadang, semua hanya butuh komunikasi. Daripada terus mengeluh atau kesal diam-diam, lebih baik ajak diskusi ringan dan bangun kesepakatan kecil. Siapa tahu, malah jadi kebiasaan baik ke depannya.
7. Prioritaskan tugas / UTS ringan saat suasana ramai
Fokus itu soal waktu. Kalau kondisi sedang tidak ideal untuk tugas / UTS berat seperti menulis atau coding, jangan paksakan. Kerjakan hal-hal ringan lebih dulu: baca referensi, catat poin penting, susun outline, atau edit layout tugas. Simpan bagian paling berat untuk jam-jam tenang nanti.
Dengan begini, waktu tetap efisien tanpa memaksa otak untuk kerja maksimal di tengah gangguan. Metode kerja seperti ini cocok untuk kosan yang tidak bisa diprediksi keramaiannya. Anda belajar untuk adaptif dan fleksibel, sambil tetap produktif sesuai kapasitas situasi.
8. Jangan terjebak perfeksionisme
Di tengah keterbatasan, sering kali kita terjebak pada keinginan menghasilkan tugas yang sempurna. Padahal, kondisi kos, suara TV, dan keterbatasan alat tidak memungkinkan hal itu. Maka penting untuk menanamkan prinsip "lebih baik selesai daripada sempurna."
Yang penting sekarang adalah menyelesaikan, bukan menciptakan karya masterpiece. Selesaikan semampunya dahulu, edit seperlunya, dan kumpulkan secepatnya. Kalau ada waktu lebih, baru sempurnakan. Ini bukan soal idealisme, tapi soal bertahan hidup.
9. Ingat, semua ini hanya sementara
Sumber: quora
