Momen Hari Hewan, Kenali Fakta Menarik Burung Hantu: Lebih dari Sekadar Simbol Horor
Tyto alba--disway.id
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Burung hantu selama ini kerap dikaitkan dengan simbol horor, mistis, atau dunia gelap. Namun, di balik itu, ternyata ada fakta unik tentang burung hantu yang jarang diketahui.
Menjawab pertanyaan di platform digitani.ipb.ac.id mengenai penyebab burung hantu enggan masuk ke rumah buatan yang disediakan, pakar dari IPB University mengungkap alasannya.
Dosen Proteksi Tanaman IPB University, Bonjok Istiaji, SP, MSi, menjelaskan bahwa burung hantu memang terbukti efektif sebagai pengendali hama alami. Khususnya tikus sawah.
BACA JUGA:Menggali Arti dan Sejarah Hari Hewan Sedunia: Menjaga Kehidupan dan Bumi Bersama
Fakta Unik Burung Hantu
1. Tyto Alba Sebagai Predator Alami
Burung hantu jenis Tyto alba dikenal sebagai predator alami tikus sawah. Namun, Bonjok menegaskan bahwa pendekatannya tidak bisa parsial.
“Banyak data menunjukkan Tyto alba efektif menekan populasi tikus. Namun, membuat rumah burung hantu saja tidak otomatis membuat tikus terkendali,” jelasnya.
Menurut Bonjok, burung hantu hanya mampu menjaga populasi tikus tetap rendah. Jika populasi tikus sudah tinggi akibat kesalahan pengelolaan pertanian, keberadaan burung hantu saja tidak cukup.
“Tyto alba bukan mesin yang selalu menuruti keinginan manusia. Dibutuhkan pendekatan komprehensif untuk mengatasi akar masalah,” tambahnya.
2. Alasan Burung Hantu Enggan Menempati Rumah Buatan
Faktor ekologi menjadi kunci keberhasilan rumah burung hantu. Bonjok menjelaskan, kegagalan memahami kebutuhan hidup Tyto alba merupakan penyebab utama burung hantu enggan menempati rumah buatan.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan meliputi sumber makanan, habitat, ketenangan, gangguan pemburu, dan relung ekologis lainnya.
Untuk menarik burung hantu agar mau menetap, Bonjok menyarankan langkah-langkah berbasis observasi dan rekayasa ekologis.
- Observasi populasi, dilakukan pengamatan apakah Tyto alba sudah ada di sekitar area tersebut. Jika ada, rumah buatan tingga dipancing masuk karena ekologi sudah sesuai.
- Rekayasa ekologis, dilakukan evaluasi menyeluruh jika populasi tidak ada agar lingkungan mendukung kehidupan burung hantu.
BACA JUGA:Indra Sjafri Ungkap Alasan Absennya Marselino dan Kafiatur di TC Timnas U-23
Faktor kecil pun dapat memengaruhi keberhasilan rumah burung hantu, seperti bahan rumah, ketebalan dinding, arah hadap, kebiasaan masyarakat membakar jerami, dan gangguan dari anak-anak atau pemburu.
“Semua aspek ini memengaruhi apakah rumah burung hantu akan ditempati atau tidak,” pungkas Bonjok.
Sumber: disway.id
