Cheng Yu Pilihan Dekan Fakultas Teknik Universitas Ma Chung Romy Budhi Widodo: Xiu Xin Yang Xing

Jumat 31-10-2025,11:10 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Lahir dan tumbuh di desa, Prof. Dr. Eng. Romy Budhi Widodo terbiasa dengan kesederhanaan. Meskipun tanah kelahirannya bukan benar-benar desa—ibu kota kecamatan— ia menemukan kebahagiaannya dalam bermain layang-layang dan bola plastik.

Bahkan, ia sudah merasa puas dan bahagia saat bersama teman-teman melakukan permainan tradisional. Padahal, jumlah temannya di kampung halaman tersebut tidak banyak, hanya sekitar lima orang.

Tidak heran jika latar belakang itu membentuknya menjadi pribadi dewasa yang kalem. Dekan Fakultas Teknik Universitas Ma Chung, Malang, tersebut adalah sosok yang selalu memegang cheng yu (pepatah Tiongkok)  "修心 养 性" (xiū xīn yǎng xìng) atau membenahi hati dan memelihara kedamaian jiwa.

Saat SMP-SMA, ia memilih pulang pergi dari rumahnya yang di desa ke Malang. Ia pernah kos di kota, tetapi hatinya tidak tenang.

Maka, ia selalu memilih pulang, kembali ke tengah keluarga. Baginya, pulang bukan sekadar kembali ke rumah, tetapi kembali ke asal nilai dan semangat hidup.

Studi S1 dan dua kali S2, ia kerjakan sembari mengajar sebagai dosen muda. Dunia pendidikan adalah panggilan jiwa buatnya.

Ia selalu bahagia saat mengetahui bahwa mahasiswanya mendapatkan ilmu baru. Baginya, ilmu merupakan cahaya yang berpindah dari satu hati ke hati lain.

Melanjutkan studi ke Jepang membuatnya lebih menghargai kedisiplinan, kesabaran, dan proses. Pernah gagal tapi tak menyerah saat menempuh S3, ia dikukuhkan sebagai profesor ketika berusia 50 tahun.

”Saya percaya setiap orang punya waktunya masing-masing,” paparnya.

Kini, sebagai dekan, ia menekuni jaringan komputer dan human-machine interaction yang membuatnya serius meneliti tentang kebermanfaatan teknologi bagi penyandang disabilitas. Sembari memikirkan hal tersebut, ia mulai berangan-angan untuk kembali ke desa.

Ia selalu memimpikan masa tua di tanah kelahiran sambil bercocok tanam dan berbagi ilmu. “Kebahagiaan sejati bukan soal pencapaian besar, tetapi hati yang damai melihat keluarga tumbuh dengan baik dan ilmu yang memberi manfaat,” tandasnya.  

Tags :
Kategori :

Terkait