LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID–Ratusan mahasiswa HMI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berunjuk rasa memprotes kebijakan universitas yang mewajibkan mahasiswa hadir pada acara yang dihadiri Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto, Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin, termasuk Gubernur Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Dome UMM, Rabu siang (29/10).
Aksi demo yang sempat diwarnai keributan itu digelar saat kehadiran Bahlil, Yandri, Sultan Baktiar Najamudin, dan Khofifah yang menghadiri Acara Tanwir ke-33 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Dalam siaran pers sebelumnya, HMI Koordinator Komisariat (Koorkom) UMM menyatakan hendaknya universitas menjaga kebebasan akademik dan menolak pemaksaan ideologis, yang mewajibkan mengikuti Stadium General Tanwir IMM di Gedung Dome.
Aturan mewajibkan mahasiswa menghadiri acara di Gedung Dome UMM, Rabu (29/10). --solihin bahari/diswaymalang.id--
HMI menilai kebijakan dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti Tanwir IMM sebagai bentuk tidak mempertimbangkan kebebasan akademik, netralitas kampus, efisiensi pembelajaran dan keadilan bagi seluruh mahasiswa.
Apalagi lagi, pihak kampus memberikan ancaman dan sanksi bagi yang tidak mengikuti acara Tanwir IMM tersebut dan tidak memiliki sertifikat kehadiran. Yakni, pihak kampus akan memberikan sanksi mahasiswa tidak bisa mengambil ijazah atau surat keterangan pengambilan ijazah (SKPI).
Salsa, salah seorang mahasiswi menyesalkan tindakan kampus yang memaksakan mahasiswa harus hadir dalam acara Tanwir IMM, dengan sanksi tidak bisa mengambil ijazah atau SKPI. "Saya terpaksa datang meski ada perkuliahan menjelang UTS karena ancaman SKPI," katanya.
Aksi demo yang sempat tegang itu mereda setelah Wakil Rektor 2 Bidang Umum dan Keuangan Ahmad Juanda menemui para pendemo dan menjelaskannya.