Sebagai perguruan tinggi Islam terkemuka, UNISMA dikenal dengan model pesantren kampus yang mengintegrasikan tradisi keilmuan klasik dengan sistem akademik modern. Melalui Pesantren Ainul Yaqin, mahasiswa tidak hanya dididik secara intelektual, tetapi juga ditempa melalui kajian kitab kuning, halaqah, dan pembinaan akhlak.
Model integratif ini menjadi kekuatan utama UNISMA dalam mencetak intelektual Muslim yang berilmu, berakhlak, dan siap berkontribusi bagi bangsa.
Peringatan HSN 2025 diakhiri dengan pembacaan doa bersama dan penandatanganan Komitmen Moral Pesantren-Kampus, yang meneguhkan tekad UNISMA menjadikan nilai-nilai pesantren sebagai landasan pendidikan tinggi Islam.
Rektor Prof. Junaidi menegaskan bahwa santri masa kini harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
“Santri hari ini tidak cukup hanya bisa membaca kitab, tetapi juga harus mampu membaca zaman. Mereka harus siap menjadi pemimpin masa depan dengan bekal ilmu, iman, dan adab,” tegasnya.
Dengan semangat Hari Santri Nasional 2025, UNISMA meneguhkan diri sebagai kampus Islam kebanggaan umat menjaga kehormatan ulama, memperkuat marwah pesantren, dan melangkah menuju World Class University dengan berpegang pada nilai keislaman dan adab.