Nasib Kluivert di Ujung Tanduk: Alex Pastoor Dianggap Lebih Layak Pimpin Timnas Indonesia!

Rabu 15-10-2025,13:38 WIB
Reporter : Elvandha Ayu Fasha Habib Sabil
Editor : Agung Pamujo

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Gagalnya Timnas Indonesia melangkah ke babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 membuat posisi pelatih Patrick Kluivert berada dalam sorotan tajam. Kini, wacana pergantian pelatih kembali mencuat, dengan Alex Pastoor disebut-sebut sebagai sosok yang lebih mumpuni untuk menahkodai skuad Garuda.

Pengamat sepak bola nasional Gita Suwondo menilai, inilah waktu yang tepat bagi PSSI untuk mengevaluasi kinerja Kluivert dan mempertimbangkan pergantian pelatih. Ia menegaskan bahwa komposisi pemain Timnas saat ini sudah cukup kuat, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal oleh Kluivert.

“Kalau saja komposisi pemain dan strategi game plan dimainkan dengan lebih tepat oleh Patrick Kluivert, bukan tidak mungkin kita bisa mengalahkan tim seperti Arab Saudi atau Irak. Karena kita sudah pernah mengimbangi bahkan menang atas tim-tim tersebut sebelumnya,” ujar Bung Gita di salah satu televisi swasta, Selasa (14/10).

Dipertahankan atau Diganti?

Menurut Bung Gita, kegagalan Kluivert bukan sekadar soal hasil pertandingan, tetapi juga berkaitan dengan menurunnya kepercayaan publik. Ia menyoroti bahwa dalam dua laga terakhir, permainan Timnas justru tidak menunjukkan perkembangan berarti.

“Dua-duanya tidak terjadi. Permainan tak meyakinkan, kemenangan pun tidak ada,” tegasnya.

Terkait kandidat pengganti, nama Alex Pastoor, asisten pelatih Timnas saat ini, dinilai layak naik menjadi pelatih kepala. Bung Gita menyebut kemampuan taktik Pastoor jauh lebih matang dibanding Kluivert.

“Secara taktik, Alex Pastoor jauh di atas Patrick Kluivert. Bahkan media Belanda sendiri pada awal tahun sempat heran kenapa bukan Alex yang dipilih jadi pelatih kepala,” katanya.

Gita juga mengungkap adanya momen tegang antara Kluivert dan Pastoor saat laga melawan Arab Saudi. Yang mana diduga karena perbedaan pandangan soal komposisi pemain.

“Kalau jadi pelatih kepala, Pastoor akan punya kendali penuh. Dia bisa menentukan siapa yang pantas main dan siapa yang tidak,” ujarnya.

Selain unggul secara taktik, Pastoor disebut memiliki karakter yang lebih bisa diterima media dan suporter. Seperti hal yang disebut Bung Gita hilang dari figur Kluivert.

Dia juga menekankan pentingnya ketegasan PSSI dalam menyikapi situasi ini. Meski pergantian pelatih kerap diwarnai kendala kontrak dan kompensasi, Gita menilai evaluasi tetap harus dilakukan demi target jangka panjang menuju Piala Dunia 2030.

“Shin Tae-yong pernah kalah, tapi tetap dicintai karena ada trust. Kluivert kalah, tapi tidak mendapatkan simpati publik. Ini soal kepercayaan. Kalau pelatih tak dipercaya publik, bagaimana bisa membawa tim ini maju?” tegasnya.

Bung Gita pun menilai bahwa dengan waktu yang masih cukup panjang menuju Piala Asia 2027, langkah tegas harus segera diambil.

“Kalau terus dibiarkan seperti ini, Timnas yang sebenarnya sudah mumpuni, bisa jadi malah berantakan. Ini saatnya PSSI bertindak,” pungkasnya.

Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 kini menempatkan PSSI dalam posisi krusial: mempertahankan Kluivert atau segera melakukan perubahan besar. Dua opsi tengah dipertimbangkan dengan memberikan kesempatan terakhir bagi Kluivert hingga Piala Asia 2027. Atau mengganti pelatih lebih awal demi membangun fondasi baru sejak dini.

Jika opsi kedua diambil, publik berharap federasi tak lagi asal tunjuk. Diperlukan sosok dengan visi jangka panjang, dan pengalaman internasional. Serta kemampuan membangun sistem tim, bukan sekadar nama besar.

Belajar dari Langkah Negara Lain

Sejumlah negara sudah menunjukkan keberanian mengambil keputusan cepat demi kebaikan tim nasionalnya. Arab Saudi berani memecat Roberto Mancini usai hasil imbang melawan Indonesia, sementara Australia dan Curacao juga terbukti mengalami peningkatan performa setelah melakukan pergantian pelatih.

Langkah-langkah itu menjadi bukti bahwa perubahan kadang menjadi kunci kemajuan. Kini, semua keputusan berada di tangan PSSI. Jika Kluivert tidak mundur secara sukarela, federasi harus menentukan arah baru bagi masa depan sepak bola Indonesia.

“Kalau PSSI memang serius ingin melakukan perubahan, memutus kontrak bukan hal yang sulit. Yang penting siap dengan risikonya,” ujar salah satu pengamat sepak bola nasional.

Hingga berita ini ditulis, PSSI belum memberikan pernyataan resmi mengenai nasib Patrick Kluivert. Namun, tekanan publik dan desakan evaluasi terus menguat seiring kekecewaan terhadap performa Timnas di ajang internasional.

Kategori :