MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap tanggal 6 Oktober, para pencinta kuliner di seluruh dunia merayakan National Noodles Day atau yang dikenal juga sebagai Hari Mi Nasional. Meskipun asal-usulnya berasal dari Amerika Serikat sebagai bagian dari perayaan Bulan Pasta Nasional, semangat perayaan ini telah merambah ke berbagai budaya kuliner, termasuk Indonesia, sebagai momen untuk mengapresiasi aneka ragam mi yang telah menyatu dalam cita rasa lokal.
Dalam rangka memeriahkan Hari Mi Nasional, berikut sembilan ragam bentuk dan varian mi yang populer dan menarik untuk disimak sekaligus dicoba.
1. Mi Telur atau Mi Kuning
Jenis mi ini paling mudah ditemukan di Indonesia. Terbuat dari campuran tepung terigu dan telur, mi telur memiliki warna kuning keemasan dan tekstur kenyal. Mi ini menjadi bahan dasar dari banyak masakan populer seperti mi ayam, bakmi Jawa, hingga mi goreng kampung.
Selain itu, mi telur juga sering dijadikan bahan utama dalam aneka mi basah dan kering di warung maupun restoran. Kandungan telur di dalamnya membuat mi ini lebih gurih dan lembut dibanding mi biasa.
2. Bihun
Bihun adalah mi tipis dan halus yang dibuat dari tepung beras. Teksturnya agak lembut namun tetap kenyal setelah dimasak. Biasanya bihun dimasak dengan cara digoreng bersama sayuran dan kecap, atau dijadikan pelengkap dalam soto dan sup.
Kelebihan bihun adalah mudah diserap oleh bumbu, sehingga cocok untuk hidangan ringan atau lauk pendamping nasi. Selain itu, bihun juga rendah lemak dan mudah dicerna, membuatnya populer sebagai alternatif karbohidrat.
3. Soun
Soun sering dikira sama dengan bihun, padahal keduanya berbeda. Soun dibuat dari pati kacang hijau, kentang, atau tapioka, sehingga teksturnya lebih bening dan licin.
Soun sering ditemukan dalam menu seperti soun goreng, soun kuah, atau pelengkap sup kimlo dan sayur bening. Karena mudah menyerap rasa, soun cocok digunakan untuk berbagai masakan Asia, baik bergaya Indonesia, Cina, maupun Korea.
4. Kwetiau
Kwetiau dikenal dengan bentuknya yang pipih dan lebar. Terbuat dari tepung beras, mi ini memiliki tekstur lembut dan rasa gurih netral yang mudah dikombinasikan dengan aneka bumbu.
Kwetiau goreng dan kwetiau siram menjadi dua varian yang sangat populer di Indonesia. Masakan ini sering disajikan bersama daging sapi, ayam, seafood, dan sayuran segar.
Selain itu, kwetiau juga menjadi simbol akulturasi kuliner Tionghoa-Indonesia yang telah diterima luas di masyarakat.
5. Misoa
Misoa adalah mi tipis dari tepung gandum dengan tekstur lembut dan cepat matang. Dalam tradisi Tionghoa, misoa sering disajikan pada acara ulang tahun sebagai simbol panjang umur
Ciri khas misoa adalah rasanya yang ringan dan mudah dikombinasikan dengan bahan-bahan lembut seperti ayam suwir, telur, dan sayuran. Biasanya disajikan dalam kuah kaldu bening dengan tambahan bawang goreng sebagai penambah aroma.
6. Mi Sagu
Berbeda dari mi kebanyakan, mi sagu menggunakan tepung sagu sebagai bahan utama. Teksturnya agak kenyal dan sedikit transparan, dengan rasa khas yang tidak terlalu kuat.
Mi sagu banyak ditemukan di wilayah Riau dan Kepulauan Meranti. Makanan ini juga dianggap lebih ramah bagi penderita gluten karena bebas terigu. Sajian mi sagu goreng dengan udang dan daun kucai menjadi kuliner khas yang unik dari daerah tersebut.
7. Mi Instan
Mi instan merupakan inovasi modern yang sangat populer, terutama di Indonesia. Sejak diperkenalkan pada tahun 1969, mi instan seperti Indomie telah menjadi makanan cepat saji favorit lintas generasi.
Kini tersedia berbagai rasa khas daerah seperti Soto Lamongan, Kari Ayam, Rendang Padang, hingga Empal Gentong. Mi instan juga menjadi simbol kreativitas kuliner karena banyak dikreasikan ulang menjadi mi pedas, mi keju, hingga ramen versi instan.
8. Mi Lokal Khas Daerah
Indonesia memiliki banyak jenis mi tradisional yang menggambarkan kekayaan budaya dan cita rasa lokal, antara lain:
- Mi Aceh, terkenal dengan rasa pedas rempahnya yang kuat dan disajikan dengan potongan daging atau seafood.
- Mi Celor dari Palembang, memiliki kuah santan kental berbasis kaldu udang yang gurih.
- Mi Kocok khas Bandung disajikan dengan kikil, taoge, dan kuah sapi kental.
- Mi Cakalang asal Manado menggunakan toping ikan cakalang asap yang harum.
- Mi Ongklok dari Wonosobo disajikan dengan kuah kental bercampur tepung kanji.
Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri yang membuat mi bukan sekadar makanan, tapi juga identitas budaya.
9. Mi Internasional ala Asia Timur
Dunia mi tak bisa lepas dari pengaruh Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Tiongkok, seperti:
- Ramen Jepang dikenal dengan kaldu gurihnya seperti miso, shoyu, atau tonkotsu.
- Udon, mi tebal bertekstur kenyal, biasa disajikan dalam kuah hangat.
- Soba, mi dari tepung buckwheat, sering disantap dingin saat musim panas.
Kehadiran restoran ramen dan udon di Indonesia menunjukkan bahwa mi telah menjadi simbol globalisasi kuliner yang melintasi budaya.
Walaupun tidak ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia, Hari Mi Nasional tetap menjadi momen spesial untuk merayakan keberagaman kuliner berbasis mi.
Banyak restoran dan komunitas kuliner mengadakan promo, lomba masak, atau festival mi khas daerah untuk memperingatinya.
Mi, dalam segala bentuknya, telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, mulai dari dapur rumah hingga restoran modern.