KOTA, DISWAY MALANG.COM-- Pagi ini lahir satu bayi lagi dari rahim grup Disway: Disway Malang. Itu berarti anak Disway yang ke 161 --setelah Disway di berbagai kota di Indonesia.
Saya sudah tidak ikut membidani kelahiran Disway Malang itu. Saya tinggal merestui. Generasi Disway yang lebih mudalah yang merencanakan, melahirkan dan mengelolanya. Ilmu saya sudah jauh ketinggalan dari mereka --khususnya di bidang media digital.
Beda dengan kelahiran Disway di kota-kota lain, munculnya Disway Malang ditandai banyak kegiatan. Pagi ini ada senam-dansa gaya Disway. Di halaman gedung MCC --Malang Creative Center. Gedung baru. Kebanggaan kota Malang. Bukan hanya bangunannya tapi juga isinya: menampung dan merangsang kreasi orang Malang.
Saya ingin sekali tahu seperti apa MCC. Setelah memimpin senam-dansa itu saya akan sehari penuh di situ. Disway Malang menyelenggarakan dua macam seminar di MCC; bursa kreasi di bidang digital dan adu kebolehan pengelolaan keuangan di perusahaan mikro, kecil dan menengah.
Yang mendaftar sebagai peserta di dua seminar itu melampaui kuota tempat duduk yang tersedia di MCC. Pertanda Disway Malang akan bisa jadi kekuatan baru di kota ini. Ia bisa jadi media yang akan mengajangi kreativitas total warga Malang.
Disway ibarat durian Nusantara. Tiap daerah punya jenisnya sendiri. Semua enak. Beda rasa. Pun Disway Malang. Akan sangat khas Malang --dengan kultur masyarakatnya yang egaliter, cerdas dan ngotot.
Rasanya Disway Malang belum akan berstatus anak bungsu di grup Disway. Adik-adiknya sedang antre untuk lahir berikutnya.