Meski membawa banyak manfaat, derasnya arus informasi di media sosial juga menimbulkan sisi gelap adalah adanya hoaks dan misinformasi.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat ada 1.923 konten hoaks selama 2024, mulai dari penipuan daring, isu politik, hingga informasi kesehatan yang menyesatkan.
Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) justru menambah kompleksitas masalah ini. AI dapat mempercepat penyebaran informasi palsu dengan tampilan yang semakin meyakinkan, seperti gambar hasil rekayasa atau suara tiruan.
Kondisi ini membuat masyarakat dituntut untuk lebih kritis, bijak, dan selektif dalam menyaring informasi.
BACA JUGA:Bangga! Se'Indonesia Jadi Satu-satunya Brand F&B Indonesia di Forbes Asia 100 to Watch
Hampir sembilan jam waktu orang Indonesia tersita di media sosial setiap minggunya. Angka ini menggambarkan dua sisi mata uang yakni peluang untuk membangun koneksi dan identitas digital, sekaligus risiko besar dari maraknya hoaks.
Tantangan terbesar saat ini bukan sekadar “berapa lama” kita menggunakan media sosial, melainkan bagaimana kita memanfaatkannya dengan cerdas.