JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Kepergian artisbMpok Alpa yang telah lama berjuang melawan kanker menjadi momen reflektif bagi banyak orang.
Artis komedian yang nama aslinya adalah Nina Carolina itu diketahui mengidap kanker selama tiga tahun. Namun jenis kanker yang dideritanya tidak pernah diungkapkan secara terbuka oleh keluarga maupun pihak terdekat.
Kini, kasusnya mengingatkan kita bahwa deteksi dini kanker sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.
BACA JUGA:Komitmen Inklusivitas FEB UB Untuk Mahasiswa Penyandang Disabilitas
Lonjakan Kasus Kanker di Indonesia: Prediksi 70% Pada 2050
Kementerian Kesehatan RI memperingatkan bahwa jumlah kasus kanker di Indonesia akan meningkat drastis lebih dari 70 persen pada 2050 jika strategi pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat.
Saat ini, sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahun dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus
Wamenkes Prof. Dante Saksono Harbuwono menyatakan kanker bukan hanya tantangan medis, tetapi juga masalah sosial-ekonomi serius. Biaya pengobatan yang tinggi, hilangnya produktivitas, hingga tekanan psikologis keluarga turut memperberat beban nasional.
Tahukah kamu? Hingga 50% kasus kanker dapat dicegah lewat gaya hidup sehat—mulai dari pola makan seimbang, olahraga rutin, tidak merokok, menghindari alkohol, hingga pemeriksaan kesehatan berkala.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah juga meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker (2024–2034), yang mencakup penguatan skrining dan deteksi dini penyakit ini.
Inovasi Deteksi Kanker Modern: I-Care dan Skrining HPV DNA
Beberapa inovasi penting telah dikembangkan untuk memperluas akses deteksi dini:
I‑Care (Indonesia Cancer Risk Examination) di RS Kanker Dharmais: memungkinkan deteksi genetik risiko kanker berbasis darah—meliputi kanker payudara, kolorektal, lambung, prostat, dan paru
Skrining HPV DNA: metode ini lebih sensitif dibanding cara konvensional dan telah diperluas secara gratis di seluruh Puskesmas DKI Jakarta untuk perempuan yang sudah menikah
Vaksinasi HPV juga terus digencarkan untuk anak perempuan usia 11–12 tahun sebagai bagian dari program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Kanker Payudara Tertinggi, Lalu Serviks dan Ovarium
Menurut Statista, pada 2022 tingkat kematian kanker pada perempuan secara global adalah 76,4 per 100.000 populasi. Rinciannya adalah:
- Kanker payudara: 12,7
- Kanker serviks: 7,1
- Kanker ovarium: 4,0
Selain itu, WHO-IARC memperkirakan kasus kanker payudara global akan meningkat 38%, dan kematiannya naik 68% pada 2050 jika kondisi sekarang tetap berlanjut