Namun, saat itu, yakni di Olimpiade Munich 1972, cabor bulu tangkis masih berupa cabang ekshibisi atau demonstrasi. Sehingga emas yang diraih Indonesia saat itu tidak dihitung.
3. Trio Srikandi Raih Medali Pertama di Seoul, 1988
Medali Olimpiade resmi bagi Indonesia untuk kali pertama yang disumbangkan atlet-atlet berasal dari cabor panahan. Yakni, ketika trio srikandi Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani merebut perak nomor beregu putri Olimpiade 1988 Seoul.
Lilis Handayani, Nurfitriyana dan Kusumawardani saat meraih medali perak di Seoul, 1988 --Koni
Lilies dan kawan-kawan mampu bersaing dengan 14 negara lainnya dan pada perebutan tempat kedua, ketiganya mengalahkan tim kuat, Amerika Serikat. Korea Selatan merebut emas nomor beregu putri.
4. Medali Emas Pertama dari Pengantin Emas Susi-Alan di Barcelona, 1992
Emas perdana Indonesia di Olimpiade dihasilkan saat Olimpiade 1992 diadakan di Barcelona, Spanyol. Pebulu tangkis putra Alan Budikusuma dan pebulu tangkis putri Susi Susanti menjadi pencetak sejarah. Alan dan Susi mampu mengibarkan Merah Putih dan membuat "Indonesia Raya" berkumandang untuk pertama kali di arena Olimpiade.
Susi mengalahkan atlet Korea Selatan Bang Soo Hyun di final. Sedangkan, Alan mengalahkan sesama pemain Indonesia, Ardy B. Wiranata. Dalam Olimpiade Barcelona itu, cabor bulutangkis memang berjaya dengan raihan total 2 emas, 2 perak (1 Ardy, 1 ganda Edy Hartono/Gunawan) dan 1 perunggu (Hermawan Susanto).
Alan Budikusuma dan Susi Susanti dengan medali emas Olimpiade Barcelona--republika.co.id
Keberhasilan keduanya yang mendapat julukan Pengantin Emas ini disambut gegap gempita masyarakat di tanah air.
5. Bulutangkis Paling Banyak Sumbang Medali Emas
Sejak dua medali emas di Barcelona, cabor bulu tangkis menjadi andalan medali bagi kontingen Indonesia. Bulu tangkis tercatat telah menyumbang 8 emas, 6 perak, dan 7 perunggu bagi kontingen Olimpiade Merah Putih. Emas itu disumbang para pemain yang turun di lima nomor bulu tangkis, yaitu tunggal putra-putri, ganda putra-putri, dan ganda campuran.
Dalam rentang delapan kali perburuan emas Olimpiade, kontingen Merah Putih pernah sekali gagal mengumandangkan Indonesia Raya yakni pada Olimpiade 2012 di London, Inggris dan terbaru terulang pada Olimpiade Paris 2024.
Pada Olimpiade 2012 di London, bahkan, tak sekeping medali pun diboyong cabang bulutangkis.
Untung, tahun 2016 ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuka lagi tradisi emas bulutangkis, dengan meraih medali emas saat Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Dilanjut dengan sukses ganda wanita Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut emas saat Olimpiade 2020 di Tokyo.
6. Lifter Eko Yuli Irawan Paling Banyak Sumbang Medali