MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kerap jadi momen penting bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu di masyarakat. Namun, semakin mendekati waktu pelaksanaan, tidak sedikit kelompok KKN yang masih terlihat kebingungan.
BACA JUGA:Pelaksanaan KKN Makin Dekat, Jangan Lupa Cek 9 Hal Ini Saat Survei di Desa Lokasi
Sudah berulang kali rapat, sudah saling follow di grup, tapi ketika ditanya program kerja, isinya baru wacana: pelatihan ini-itu, seminar, ajar-mengajar, atau lomba anak-anak. Ide-ide ini seringkali muncul bukan dari kebutuhan desa, melainkan dari asumsi pribadi atau contekan kelompok tahun lalu.
Masalahnya bukan pada niat baik atau semangat yang kurang. Justru karena ingin membantu, kadang malah lupa satu hal penting: mendengar dan memahami kondisi nyata desa tujuan. Banyak program kerja yang sebenarnya keren di atas kertas, tetapi ketika dijalankan, tidak membumi. Warga bingung, mahasiswa lelah sendiri, dan akhirnya proker selesai hanya sebagai formalitas dokumentasi.
Supaya hal ini tidak terulang, sembilan hal berikut bisa jadi panduan saat melakukan survei atau observasi awal ke desa KKN.
Tidak hanya agar program tepat sasaran, tapi juga bisa menciptakan dampak yang dirasakan langsung oleh warga—walau skalanya kecil.
1. Telusuri Potensi Ekonomi yang Paling Menonjol
Setiap desa punya potensi ekonomi yang unik. Ada yang terkenal dengan hasil pertanian, ada pula yang mengandalkan peternakan, kerajinan tangan, atau bahkan wisata lokal. Sayangnya, potensi ini sering tidak dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan akses pasar, minimnya promosi, atau pengemasan produk yang kurang menarik.
Sebelum menentukan program kerja, penting untuk mengamati apa yang menjadi sumber penghasilan utama masyarakat. Setelah itu, bisa dilihat bagian mana yang masih bisa dikembangkan. Misalnya, jika banyak warga memproduksi keripik singkong, alih-alih hanya mengajari cara memasak, akan lebih bermanfaat jika membantu mendesain label produk, memotret kemasan yang menarik, atau membuat akun media sosial sederhana untuk promosi.
Program kerja berbasis potensi lokal ini akan terasa langsung manfaatnya. Selain mendukung keberlanjutan ekonomi warga, juga bisa memperkuat rasa percaya diri mereka terhadap produk lokal.
2. Perhatikan Masalah Sehari-Hari yang Dianggap Sepele
Di banyak desa, ada masalah-masalah sederhana yang dianggap biasa karena sudah berlangsung bertahun-tahun. Saluran air yang mampet, sampah yang dibakar sembarangan, atau kurangnya tempat pembuangan sampah yang layak. Warga seringkali tidak mengeluh karena sudah terbiasa. Namun, justru di sinilah intervensi kecil dari program kerja bisa berarti besar.
Kunci utamanya adalah jeli melihat apa yang luput dari perhatian. Sesuatu yang kecil, jika dilakukan dengan konsisten dan kolaboratif, akan berdampak besar bagi kualitas hidup masyarakat.
3. Gali Keluhan yang Membebani Warga Setiap Hari
Setiap orang punya sumber kelelahan harian yang berbeda. Di desa, beban itu bisa datang dari jarak ke fasilitas umum, alat kerja yang kurang efisien, atau proses administrasi desa yang menyulitkan. Namun, tidak semua beban ini langsung terlihat. Perlu waktu untuk duduk, ngobrol santai, dan mendengarkan.