SUMBERSARI, DISWAYMALANG.COM-- Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menggelar konferensi internasional Oktober ini. Yang istimewa konferensi ini akan digelar di luar negeri. Tepatnya di Hatyai, kota yang masuk provinsi Songkhla, di kawasan selatan Thailand. Tema konferensi adalah Dialog Antar Umat Beragama.
Sebelumnya UIN baru saja sukses menggelar konferensi internasional tentang ekonomi syariah.
BACA JUGA:UIN Malang Top! Gelar Konferensi Ekonomi Internasional, Ada 212 Makalah Masuk
Merujuk ke berita di laman uin-malang.ac.id, konferensi yang akan digelar UIN Malang Oktober ini merupakan kolaborasi UIN dengan Institut of Science, Innovation and Culture (ISIC) di Universitas Teknologi Rajamangala Krungthep (RMUTK), Thailand. Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut hasil kunjungan tim UIN Malang ke ISiC, September lalu.
Dalam kunjungan itu, delegasi UIN dipimpin oleh Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. Sedangkan anggota lain adalah Dr. Jamilah, M.A., Irwan Ahmad Akbar, M.A., dan Karunia Indah Lestari, A. Md.
Di negeri Gajah Putih itu, delegasi UIN terlibat aktif dalam proyek penelitian bersama ISIC tentang harmoni keagamaan di Thailand dan Indonesia. Delegasi ISIC sendiri dipimpin oleh Asisten Profesor Dr. Yaoping Liu dari ISIC.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang keberagaman agama dan menciptakan keharmonisan agama di kedua negara. Ini sesuai tema penelitian, yaitu "Strategi Terpadu untuk Membangun Harmoni Keagamaan di Indonesia dan Thailand."
Untuk itu, kedua delegasi secara bersama melakukan kunjunhan apangan yang berfokus kepada interaksi sosial dan solidaritas di masyarakat Muslim Thailand. Khususnya di komunitas Phu Khao Thong, Ayutthaya.
Kedua delegasi memulai penelitian yang juga didukung oleh pendanaan pemerintah Indonesia ini, dengan kunjungan di Queen Sirikit Convention Center. Ini adalah tempat terkenal di Thailand yang mengeksplorasi Pameran Warisan, Budaya, dan Tradisi Siam.
Tim UIN-ISIC juga mewawancarai tokoh Islam terkemuka dari Ayutthaya, Thailand, seperti Peraya Ruengkit dan Sombat Jetne. Kedua tokoh itu dihormati atas kontribusi mereka dalam proyek kerajinan ikan Platapian. Selain itu, mereka mengunjungi Wat Arun untuk mempelajari praktik ibadah Buddha dan berdiskusi dengan staf ISIC mengenai kolaborasi antaragama.
Selanjutnya, kunjungan ke komunitas Islam besar di Suanluang 1, Charoenkrung Road. Di kawasan itu, tim peneliti mempelajari bagaimana keberagaman agama berperan dalam kehidupan masyarakat perkotaan di Bangkok.
Hasil dari penelitian inilah yang akan dipresentasikan dalam Konferensi Dialog Antaragama yang dijadwalkan berlangsung di Hatyai, Songkhla, pada Oktober 2024. (*)