21 Mei, 27 Tahun Reformasi, Ketika Mahasiswa Mengguncang Rezim dan Membuka Jalan untuk Perubahan

Rabu 21-05-2025,05:43 WIB
Reporter : Immanuela Regina
Editor : Agung Pamujo

12 Mei 1998. Mahasiswa Trisakti melakukan aksi damai. Mereka berjalan menuju Gedung Nusantara, namun gerakan diblokade oleh Polri dan militer. Empat mahasiswa—Elang, Hafidhin, Hendriawan, dan Hery—tewas ditembak. Dunia seakan berhenti sesaat.

Berita kematian mereka menyebar seperti api. Wajah mereka muncul di koran, layar televisi, dan mural-mural jalanan. Mahasiswa lain tak gentar. Dari sinilah dipicunya kemarahan masyarakat untuk memulai reformasi dan juga akar awal dari kerusuhan.

5. Jakarta Terbakar: Api Kemarahan Menyambar Segalanya

Hanya berselang dua hari, kerusuhan massal meledak. Jakarta menjadi neraka. Ruko dijarah, mall dibakar, mobil dibalik dan dibakar di tengah jalan. Kawasan Glodok dan sekitarnya menjadi pusat amukan massa. Puluhan gedung ludes dilahap api.

Yang paling memilukan, kekerasan rasial meledak. Warga Tionghoa menjadi korban. Mereka diserang, rumahnya dibakar, tokonya dirampok, bahkan ada yang diperkosa atau dibunuh. Di beberapa tempat, warga terjebak di gedung yang terbakar dan meninggal tanpa sempat diselamatkan.

6. Aktivis Diculik: Mereka yang Hilang Tanpa Jejak

Di balik layar kerusuhan, ada operasi senyap. Aktivis pro-demokrasi satu per satu diculik. Dihilangkan. Disekap. Disiksa. Beberapa berhasil kembali, banyak yang tidak.

Hingga kini, belasan aktivis dinyatakan hilang tanpa kepastian. Nama-nama seperti Wiji Thukul, Herman Hendrawan, dan Bimo Petrus menjadi simbol perjuangan yang belum selesai.

Keluarga mereka masih menunggu. Masih berharap. Masih menggantungkan doa.

7. Rakyat Tidak Diam: Aksi Mengepung DPR

Puncaknya: 18 Mei 1998. Ratusan ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia berkumpul di Jakarta. Mereka mengepung Gedung DPR/MPR.

Soeharto, yang biasanya penuh percaya diri, mulai kehabisan opsi.

8. 21 Mei 1998: Lengsernya Sang Presiden

Dan akhirnya, pagi itu, 21 Mei 1998, Soeharto menyerah. Ia mundur. Ia menyerahkan kekuasaan ke BJ Habibie. Ia mengakhiri 32 tahun pemerintahan yang penuh kontroversi. Tapi satu hal pasti: Indonesia berubah.

Kategori :