Kisah tentang seorang petani dan istri dari bangsa ikan ini berakhir tragis karena pelanggaran janji. Dongeng ini mengajarkan pentingnya menjaga komitmen dan kepercayaan.
Cerita rakyat yang memuat unsur janji dan konsekuensinya bisa menjadi alat ajar awal untuk mengenalkan integritas kepada anak, terutama dalam hubungan sosial dan keluarga.
8. Roro Jonggrang
Cerita ini terkenal dengan unsur sihir dan pembangunan Candi Prambanan. Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso dengan tipu muslihat agar tidak harus menikah dengannya.
Dongeng ini bisa dikenalkan sebagai contoh pentingnya kecerdasan dan batasan diri bagi anak perempuan. Cerita lokal yang mengangkat tokoh perempuan kuat dapat membentuk pemahaman awal anak tentang agensi dan hak memilih.
9. Keong Mas
Seorang putri dikutuk menjadi keong dan akhirnya kembali ke wujud asal karena kebaikan hati seorang nenek. Keong Mas menyampaikan pesan bahwa kebaikan akan membawa berkah, dan hidup akan berbalik baik meski sempat mengalami kesulitan.
Cerita ini mendorong anak-anak untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Dongeng dengan tokoh yang "menang karena sabar" akan menanamkan sikap tidak reaktif dan sabar pada anak-anak usia sekolah dasar.
Dongeng bukan sekadar cerita masa lalu. Ia adalah jembatan nilai, budaya, dan karakter dari generasi ke generasi. Di era digital ini, mendongeng bisa dihidupkan kembali lewat buku, aplikasi cerita interaktif, hingga pertunjukan sekolah.
Momentum Hari Buku Nasional adalah ajakan agar para orang tua, guru, dan komunitas kembali menghidupkan cerita dongeng Nusantara sebagai bagian dari pendidikan karakter.
Karena dari cerita-cerita sederhana itu, tumbuh anak-anak yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk—tanpa perlu digurui.