MALANG, DISWAYMALANG.ID --Pada momen World Design Day ini, penting untuk kembali mengingat: desain yang kuat hampir selalu lahir dari moodboard yang tajam dan efektif. Namun banyak yang masih salah kaprah.
BACA JUGA:27 April, World Design Day: Membangun Konsistensi Branding Lewat Desain Visual, Ini Caranya!
Moodboard bukan hanya soal mengumpulkan gambar random. Ada seni dalam memilih elemen, menyusun narasi, dan mengikat semua itu menjadi satu cerita visual yang utuh.
Bahkan, membuat moodboard boleh dikata merupakan langkah awal yang penting untuk dilakukan, sebelum berurusan dengan warna, font, atau layout.
Bisa dibilang, moodboard bukan sekadar papan berisi gambar-gambar estetik. Ia adalah fondasi visual yang menentukan arah, suasana, dan karakter dari sebuah proyek desain
Berikut ini sembilan langkah yang bisa dilakukan untuk membangun moodboard profesional untuk memperkuat konsep desain dari akar!
1. Tentukan Tujuan Moodboard Sejak Awal
Moodboard harus punya tujuan yang jelas, bukan hanya sebagai pajangan visual. Tanyakan lebih dulu: moodboard ini untuk apa? Apakah untuk membangun branding baru, merancang UI/UX, membuat packaging, atau sekadar eksplorasi awal?
Setiap tujuan membawa pendekatan yang berbeda dalam pemilihan elemen.
Moodboard untuk branding akan lebih banyak berisi tone warna dan gaya fotografi, sementara moodboard untuk web desain akan fokus pada layout, microinteraction, dan interface pattern.
2. Pilih Satu Tema Sentral Sebagai Benang Merah
Satu kesalahan umum saat membuat moodboard adalah ingin memasukkan semua ide sekaligus.
Padahal, moodboard yang efektif harus memiliki satu tema sentral—misalnya "minimalis urban", "vintage cheerful", atau "high-tech futuristic". Tema ini akan menjadi filter dalam memilih semua elemen.
Gambar, warna, tekstur, dan tipografi yang dipilih harus menguatkan tema tersebut, bukan malah mencampur aduk banyak gaya visual yang bertabrakan.
3. Bangun Struktur Visual yang Rapi