6. Arsip atau Hapus Postingan yang Tidak Relevan
Selfie patah hati, story drunken night, atau meme kasar yang pernah di-repost dulu—saatnya masuk arsip.
Bukan berarti tidak boleh jadi diri sendiri, tapi kita sedang bangun “etalase” untuk orang yang belum kenal. Biar kesan profesional tetap muncul, bahkan dari story 15 detik.
7. Perbanyak Interaksi dengan Akun Karier
Follow akun lowongan kerja, HR, atau konten edukatif di TikTok. Kasih komentar yang insightful, share ulang konten yang sesuai bidang, dan tunjukkan bahwa kita aktif nyari tahu.
Dengan begitu, algoritma juga akan bantu munculkan konten yang relevan, dan peluang ter-notice pun meningkat.
8. Tampilkan Kehidupan Seimbang di Feed
Tidak harus melulu soal kerja atau prestasi. Tunjukkan juga kita punya keseimbangan hidup. Misalnya:
1.Story healing yang tetap mindful
2.Hobi produktif seperti memasak, olahraga, membaca
3.Konten jalan-jalan yang tidak lebay
Rekruter juga manusia. Mereka suka kandidat yang kelihatan waras dan punya cara sehat menghadapi tekanan hidup.
9. Tetap Otentik, Tapi Dikurasi
Terakhir: tidak harus jadi “palsu” biar dilirik rekruter. Tapi jadi otentik itu beda dengan sembarangan. Tampilkan sisi terbaik diri —bukan cuma yang kita suka, tapi juga yang relevan dengan dunia kerja yang sedang diincar.
Bayangkan Instagram kita kayak CV visual. Bagaimana caranya bikin rekruter klik profil dan bilang: “Wah, kita perlu ngobrol sama orang ini.”
Biar Belum Dipanggil, Setidaknya Sudah Dipantau!