Hari Bahasa Isyarat, Bangga! Kampus di Malang Peduli Pengembangan Bahasa Isyarat

Senin 23-09-2024,17:17 WIB
Reporter : Belqis
Editor : Agung Pamujo

KOTA    MALANG,  DISWAY  MALANG.COM-- Sudah biasa dilihat kini, banyak instansi pemerintah maupun swasta yang menyediakan juru bahasa isyarat (JBI) saat mereka menggelar penyampaian atau pengumuman kepada publik. Termasuk di Malang Raya ini. Pemerintah Kota Malang dan kepolisian misalnya, memiliki JBI khusus yang mendampingi pejabat instansi tersebut saat menyampaikan pengumuman ke publik. 

Dikaitkan dengan momentum  peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh pada   23 September ini, komitmen instansi menyediakan JBI layak diapresiasi. Ini karena penyediaan JBI menjadi salah satu isu yang diangkat Komisi Nasional (Komnas) Perempuan dalam peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional tahun ini. 

Adalah Komisioner Komnas Perempuan yang juga  Ketua Sub Komisi Pemantauan  Bahrul Fuad yang menyorot layanan JBI itu. Dalam rilis Komnas Perempuan terkait peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024, Bahrul Fuad menyatakan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, layanan bahasa isyarat merupakan hak yang harus dijamin oleh negara.

"Pemenuhan hak ini sangat penting, terutama bagi perempuan tuli, untuk memastikan mereka tidak hanya memiliki akses terhadap informasi yang relevan, tetapi juga terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan," demikian kutipan pernyataan Bahrul Fuad dalam rilis tersebut. 

Yang membanggakan, di Malang sudah banyak yang peduli terhadap pengembangan bahasa isyarat. Selain instansi yang menyediakan JBI, kampus dan lembaga pendikan lain juga aktif mendukung pemenuhan hak kelompok disabilitas itu.

Dua kampus besar di Malang, Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Negeri Malang (UM) memiliki lembaga khusus terkait. UB lebih dulu membangun Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) pada tahun 2012. Banyak aktivitas PSLD UB dalam mendukung kelompok disabilitas. JBI Pemkot Malang maupun Polres adalah relawan PSLD UB yang pada tahun 2023 berganti nama menjadi Pusat Layanan Disabilitas (PLD) UB. 

UM menyusul mendirikan Pusat Layanan  Berkebutuhan Khusus (PLBK) pada tahun 2022. Mereka banyak melakukan pelatihan mengenai bahasa isyarat, baik untuk dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum. 

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim tidak ketinggalan ikut ambil peran, dengan mendukung sebuah SLB di Malang, yaitu SLB Idayu 2 menyusun aplikasi kamus bahasa isyarat.

Bukan hanya sebagai institusi, individu di perguruan tinggi juga berperan dalam mendukung bahasa syarat. Ada Nicko Alexander, mahasiswa Universitas Ma Chung yang mengembangkan teknologi mesin pembelajaran bahasa isyarat. Lalu, Yogi Adiwinata Prayitno yang bersama tim Teknologi Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan sarung tangan penerjemah bahasa isyarat. 

Berdirinya Federasi Tuli

Hari Bahasa Isyarat Internasional ditetapkan oleh Majelis  Umum PBB pada tanggal 23 September sebagai  peringatan berdirinya Federasi Tuli Dunia (World Federation of the Deaf/WFD) pada tahun 1951. WFD adalah organisasi internasional yang memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan komunitas tuli di seluruh dunia. Dengan memilih tanggal berdirinya WFD, diharapkan Hari Bahasa Isyarat Internasional dapat menjadi pengingat akan sejarah panjang perjuangan komunitas tuli dalam mendapatkan pengakuan dan hak-hak yang setara.

Komnas Perempuan Indonesia sebagai lembaga yang peduli terhadap isu bahasa isyarat dalam siaran persnya, juga menyebutkan bahwa layanan bahasa isyarat merupakan kebutuhan dasar penyandang tuli pada konteks pemenuhan hak-hak asasi manusia. Karena itu, Komnas Perempuan terus mengingatkan pemerintah  untuk memenuhi  hak-hak dasar tersebut,  di antaranya akses pada informasi dan pengetahuan, hak atas pendidikan, hak partisipasi sosial dan politik, hak atas sosial budaya, dan hak bebas dari diskriminasi. (*)

Kategori :