“Pameran ini juga merupakan bentuk apresiasi kepada individu-individu yang telah bertahan dalam situasi ‘supra’ – yang bahkan di luar batas kemampuan mereka dalam menghadapi absurditas kehidupan,” pungkasnya.
Refleksi Sosial dalam Karya Seni
Setiap seniman dalam mini showcase ini menampilkan sudut pandang unik terhadap fenomena sosial. Didit Prasetyo Nugroho, misalnya, menampilkan karya berjudul “Menertawakanmu,” yang mencerminkan bagaimana kesusahan seseorang di media sosial sering kali menjadi hiburan bagi orang lain.
“Kesusahan orang lain yang dikemas dalam satu kategori tertentu dalam media sosial menjadi suatu hal yang lucu bagi orang yang melihatnya. Kesusahan orang lain adalah sebuah hiburan bagi mereka yang tidak mengalaminya sendiri,” jelasnya.
Karya “Menertawakanmu” oleh Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn--machung.ac.id
Karya ini menjadi kritik tajam terhadap dinamika sosial di era digital, di mana empati sering kali tergantikan oleh hiburan atas penderitaan orang lain.
Seni sebagai Media Kesadaran Sosial
Mini showcase Kentjing Andjing bukan sekadar pameran seni biasa, tetapi juga menjadi ruang dialog visual yang membahas fenomena sosial dengan pendekatan kreatif.
Para dosen dan mahasiswa dari Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung berhasil menghadirkan perspektif kritis melalui karya-karya mereka.
Dengan visual yang menarik dan makna yang mendalam, pameran ini membuktikan bahwa seni tidak hanya sekadar ekspresi estetika, tetapi juga alat untuk menyampaikan pesan sosial yang kuat dan menggugah kesadaran masyarakat. (*)