Bolehkah Umat Islam Mengucapkan Selamat Hari Natal? Ini Penjelasannya

Kamis 25-12-2025,20:10 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

Yusuf Al-Qaradawi berpendapat bahwa ucapan selamat dalam konteks sosial tidak serta-merta berarti pembenaran akidah. Menurutnya, Islam mengajarkan prinsip berbuat baik dan berlaku adil kepada semua manusia.

Pandangan ini menempatkan ucapan selamat sebagai bagian dari muamalah sosial. Selama niatnya adalah menjaga hubungan baik dan tidak terlibat dalam ritual keagamaan, maka hal tersebut dibolehkan.

Ulama yang membolehkan juga menekankan pentingnya redaksional ucapan. Pilihan kata yang netral dinilai lebih aman dibandingkan ucapan yang bersifat teologis.

BACA JUGA:Dishub Kota Malang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Insidentil di Sejumlah Gereja Saat Natal 2025

Sikap Majelis Ulama Indonesia dan Prinsip Kehati-hatian


MAJELIS ULAMA INDONESIA mengimbau umat Islam untuk berhati-hati menjaga akidah tanpa mengabaikan kerukunan antarumat beragama.-freepik--

Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki sikap yang cenderung mengedepankan kehati-hatian. MUI menekankan pentingnya umat Islam menjaga kemurnian akidah dalam setiap bentuk interaksi.

Namun demikian, MUI juga menegaskan bahwa Islam menjunjung tinggi nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Sikap ini menunjukkan adanya keseimbangan antara prinsip keyakinan dan realitas sosial.

MUI mengimbau agar umat Islam bersikap arif dan tidak mudah saling menyalahkan. Perbedaan pendapat dalam masalah ijtihadiyah dianggap sebagai hal yang wajar dalam Islam.

BACA JUGA:Polres Malang Siapkan Pengamanan Terpadu Hadapi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Menyikapi Perbedaan Pendapat secara Dewasa dan Bijak

Perbedaan pandangan dalam masalah ucapan Selamat Hari Natal merupakan bagian dari khazanah fikih Islam. Tidak ada satu pendapat tunggal yang dapat dipaksakan kepada seluruh umat.

Umat Islam yang memilih untuk tidak mengucapkan Selamat Hari Natal memiliki landasan keilmuan yang kuat. Demikian pula mereka yang memilih mengucapkan dengan niat menjaga hubungan sosial.

Sikap saling menghormati menjadi kunci utama dalam menyikapi perbedaan ini. Islam mengajarkan untuk menghindari perpecahan akibat persoalan yang bersifat ijtihadiyah.

Pada akhirnya, setiap individu diharapkan mampu menentukan sikap berdasarkan ilmu dan keyakinan pribadi. Menjaga akidah tanpa mengorbankan kerukunan sosial merupakan nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat.

BACA JUGA:Lirik dan Terjemahan Lagu Lovin' The Christmas milik DAY6, Single Spesial untuk Musim Dingin Natal

Dengan pemahaman yang bijak, perbedaan pendapat tidak akan menjadi sumber konflik. Justru, perbedaan tersebut dapat memperkaya cara pandang umat Islam dalam menghadapi realitas keberagaman.

Tags :
Kategori :

Terkait