Jangan Percaya Hoaks! Kemenkes:Tidak Ada Hubungan antara Imunisasi dan Autisme

Jumat 19-12-2025,19:09 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mematahkan mitos yang selama ini menghantui para orang tua di Indonesia: anggapan bahwa imunisasi pada bayi dapat menyebabkan autisme.

Ketua Komite Imunisasi Nasional Sri Rezeki Hadinegoro menegaskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Justru mengancam keselamatan generasi mendatang. Ia bercerita, mitos tersebut bermula dari seorang peneliti bernama Andrew Wakefield.

"Mengenai autisme, itu adalah mitos yang bermula dari penelitian Andrew Wakefield yang ternyata datanya tidak benar, sehingga ia dilarang melakukan praktik," ujar Sri Rezeki saat sesi Media Briefing, Jumat, 19 Desember 2025.

Fakta Medis: Tidak Ada Hubungan Kausalitas

​Bantahan ini didukung oleh berbagai riset berskala global dari World Health Organization (WHO) dan pusat pengendalian penyakit internasional.

Kemenkes menjelaskan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang bersifat multifaktorial, sering kali berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan sejak anak masih dalam kandungan, bukan karena interaksi dengan komponen vaksin.

"Kedua zat ini konsentrasinya sangat minimal dan hanya ada pada vaksin yang mati. Vaksin hidup seperti Campak dan Polio tidak berguna. Jadi, tidak ada bukti vaksin yang merusak sistem saraf," kata Sri Rezeki.

Uji Klinis Panjang dan Pengawasan Ketat

​Setiap vaksin yang digunakan di Puskesmas dan Posyandu telah melewati:

  • ​Uji Klinis Fase I, II, dan III: Melibatkan ribuan hingga puluhan ribu relawan untuk memastikan keamanan dan efikasi.
  • ​Izin BPOM: Verifikasi ketat terhadap standar produksi dan kandungan.
  • ​Sertifikasi Halal: Koordinasi dengan MUI untuk memastikan kenyamanan masyarakat.
  • ​Pemantauan Berkelanjutan: Komite Nasional KIPI terus memantau setiap efek samping yang dilaporkan di seluruh Indonesia.

Pesan untuk Orang Tua

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi dari sumber yang tidak jelas di media sosial.

Mempercayai mitos ini berarti membiarkan anak tanpa perlindungan terhadap penyakit mematikan yang nyata, seperti Polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.

Tags :
Kategori :

Terkait