29 April, International Dance Day: Menyelami Filosofi Beberapa Tari Tradisional di Indonesia!
Tari Tradisional di Indonesia Yang Mengandung Makna / Filosofi Mendalam-pinterest-
Tari Gambyong dulunya dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan dan dipercaya membawa kesejahteraan. Gerakannya lembut, anggun, dan penuh rasa hormat. Makna utama dalam Tari Gambyong adalah kesopanan, kehalusan budi pekerti, serta penghormatan kepada tamu.
Untuk mempelajari gerakan Tari Gambyong membutuhkan perhatian penuh pada keluwesan tangan dan ketepatan langkah kecil. Mulailah dengan memahami pola gerakan dasar seperti kibasan sampur (selendang) dan ayunan tangan yang gemulai. Gerakan ini diulang perlahan sambil menjaga postur tubuh tetap rendah dan penuh keanggunan!
5. Tari Jaipong (Jawa Barat): Energi, Keberanian, dan Kegembiraan
Tari Jaipong lahir dari perpaduan ketuk tilu, pencak silat, dan elemen tari rakyat Sunda. Tarian ini mengangkat semangat bebas, keberanian perempuan, dan kegembiraan rakyat biasa. Jaipong mengekspresikan semangat hidup yang tidak terbelenggu oleh aturan feodal.
Jika mempelajari Jaipong, perlu fokus pada penguasaan pola gerakan pinggul yang dinamis dan tangan yang lentur. Mulailah dengan memisahkan latihan gerakan tubuh bagian bawah dan atas, baru kemudian menyatukannya. Mengingat ritme kendang Jaipong sangat khas, latihan sambil mendengarkan musik aslinya mempercepat adaptasi gerak!
6. Tari Serimpi (Yogyakarta): Kesabaran dan Keseimbangan
Tari Serimpi merupakan tarian keraton Yogyakarta yang sarat nuansa sakral dan lambat. Terkandung nilai tentang kesabaran, ketenangan jiwa, serta kontrol diri dan keanggunan. Gerakan Serimpi menggambarkan perjuangan batin antara nafsu dan kesucian.
Dalam mempelajari gerakan Tari Serimpi perlu dilakukan dengan teknik repetisi lambat. Fokus pada pengaturan nafas, kehalusan gerakan jari, dan langkah kaki yang sangat kecil. Karena keindahan Serimpi terletak pada ketepatan tempo yang lambat, penari harus membiasakan diri berlatih dengan ketenangan penuh tanpa tergesa-gesa!
7. Tari Legong (Bali): Kecermatan dan Detil Emosi
Tari Legong menceritakan kisah-kisah epik dan sering ditampilkan di lingkungan keraton Bali. Cerita dibaliknya adalah dedikasi total terhadap keindahan, kecermatan, dan pengendalian emosi. Mata dan ekspresi wajah dalam Legong menjadi media utama untuk menyampaikan cerita.
Kalau sedang mempelajari tari Legong coba libatkan latihan intensif gerakan mata, jari, dan perubahan ekspresi wajah. Karena banyak perpindahan gerakan cepat, blok gerakan kecil harus dilatih dengan hitungan ketat. Menyesuaikan ekspresi dengan perubahan ritme gamelan adalah kunci agar performa terasa hidup dan komunikatif!
8. Tari Caci (Flores, NTT): Ketangguhan dan Persaudaraan
Tari Caci dari Flores adalah tarian ritual duel menggunakan cambuk dan perisai, melambangkan adu kekuatan, kehormatan, dan persaudaraan. Filosofinya terletak pada penghormatan terhadap lawan dan mempererat hubungan antarsuku setelah bertarung.
Gerakan Tari Caci melibatkan latihan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Fokus pada koordinasi tangan (memegang cambuk) dan kaki (melangkah menghindar) menjadi dasar penting. Karena gerakan ini juga bertempo cepat, latihan berulang untuk refleks dan teknik menyerang yang terkendali sangat dibutuhkan!
9. Tari Topeng Cirebon (Jawa Barat): Transformasi Identitas
Sumber: gramedia
