Hari ke-2 Malang Fashion Week 2025: Batik Rengganis, Acess of Desire, hingga Black Fashion
Para narasumber dari 6 institusi pendidikan yang menjadi peserta dalam ajang Malang Fashion Week 2025--
SUKUN, DISWAYMALANG.ID -- Ajang mode paling bergengsi di Kota Malang, Malang Fashion Week (MFW), resmi memasuki tahun ke-8 penyelenggaraannya. Tahun ini, MFW digelar di Malang City Point, kembali menjadi panggung bagi desainer profesional, desainer muda, hingga siswa-siswi berbakat dari berbagai sekolah dan institusi pendidikan.
BACA JUGA:Mbois Noise Fest 2025 Guncang Malang: Musik Keras, Berkelas, dan Tetap Mbois!
Pada hari kedua, Jumat (8/11), enam institusi berpartisipasi dan berbagi cerita di balik koleksi mereka yang akan tampil di runway. Mereka adalah SMKN 7 Malang, SMKN 1 Turen, SMKN 1 Donorojo, SMKN 1 Jabon Sidoarjo, PS PRO School of Design Malang, dan Livila Embroidery.
Dari Sekolah ke Runway: Cerita di Balik Koleksi
Livila Embroidery memperkenalkan koleksi terbaru mereka, Kebaya Nirmala Rengganis, yang dirancang khusus untuk anak muda. “Kami ingin anak muda tetap mencintai kebaya, tapi dengan tampilan yang modern dan kekinian,” jelas Yanti, pemilik Livila Embroidery.
BACA JUGA:Malang Fashion Week 2025 Resmi Dibuka: AI dan Kreativitas Lokal Dorong Malang ke Panggung Mode Dunia
Sementara itu, SMKN 7 Malang mengangkat tema Access of Desire. T terinspirasi dari buah delima sebagai simbol kecantikan dan kekuatan yang tumbuh dari perjuangan.
BACA JUGA:Peringati 3 Tahun Mal Pelayanan Publik Kota Batu, Digelar Lomba Daur Ulang Sampah dan Fashion Show
SMKN 1 Jabon Sidoarjo menampilkan karya bertema Black Fashion, hasil kolaborasi antara jurusan kriya tekstil dan tata busana. Koleksi ini memadukan batik tulis dengan bahan soft jeans, menghadirkan gaya modern tanpa meninggalkan akar tradisi.
Lili, perwakilan SMKN 1 Turen, mengungkapkan rasa bangganya bisa tampil di ajang besar seperti MFW. “Kami sangat senang bisa tampil di event besar seperti ini. Rasanya luar biasa bisa mewakili sekolah dan menampilkan karya kami,” ujarnya.
PS PRO School of Design Malang menghadirkan tema Aksara Samarsia, yang menggambarkan harmoni antara tradisi dan modernitas. “Kami ingin menunjukkan bahwa kain tradisional bisa tampil modern dan dramatis,” ungkap Putri, pembimbing PS PRO.
BACA JUGA:Trofeo Fun Football “Water for Peace”: Legenda Persema Nyalakan Kembali Gairah Sepak Bola Malang
Sementara itu, SMKN 1 Donorojo membawa tema The Beauty of Tenun Endek Bali, yang mengangkat filosofi persaudaraan dan budaya Bali dengan warna merah maroon dan kuning yang berani namun elegan.
Harapan untuk Fashion Indonesia
Sumber:
