1 tahun disway

Begadang Boleh, Asal Tahu Batas: Kenali Fakta, Bahaya, dan 9 Cara Menyelamatkan Tubuh dari Efek Kurang Tidur

Begadang Boleh, Asal Tahu Batas: Kenali Fakta, Bahaya, dan 9 Cara Menyelamatkan Tubuh dari Efek Kurang Tidur

Ilustrasi begadang--foto: alodokter.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Siapa yang tidak pernah begadang? Entah karena tugas kuliah menumpuk, lembur kerja, nonton drama Korea, atau sekadar scroll media sosial tanpa sadar waktu. Begadang sudah menjadi teman akrab bagi banyak orang muda. Namun, di balik malam yang terasa produktif itu, tersembunyi risiko besar bagi tubuh dan pikiran.

Secara sederhana, begadang berarti terjaga hingga larut malam atau bahkan tidak tidur sama sekali pada malam hari. Idealnya, tubuh manusia membutuhkan waktu tidur antara 7–9 jam per hari untuk melakukan proses pemulihan fisik dan mental. Hal ini terjadi karena gaya hidup modern yang padat, tekanan pekerjaan, serta distraksi digital seperti media sosial dan game online.

Kebiasaan ini sering kali dianggap sepele, padahal begadang secara rutin dapat mengganggu ritme sirkadian dalam mengatur waktu tidur, suhu tubuh, dan hormon. Jika ritme ini kacau, tubuh bisa mengalami jet lag internal yang memengaruhi hampir semua sistem organ.

Bahaya Begadang: Tak Hanya Kantuk

1. Menurunkan Fungsi Otak dan Daya Ingat

Ketika tidur, otak melakukan proses regenerasi sel dan pembersihan racun. Jika tidur kurang dari 6 jam per malam, hal ini menghambat sistem glymphatic yang berfungsi membuang racun di otak. Akibatnya, orang yang sering begadang cenderung lebih sulit fokus, pelupa, dan mudah bingung.

2. Gangguan Metabolisme dan Berat Badan

Begadang menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan gangguan hormon leptin serta ghrelin. Dua hormon tersebut merupakan hormon pengatur rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, tubuh cenderung ingin makan lebih banyak, terutama makanan tinggi gula dan lemak. Hal ini bisa berujung pada obesitas dan diabetes tipe 2.

3. Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh

Tidur kurang dari 7 jam secara terus-menerus dapat menurunkan produksi antibodi. Dan membuat tubuh lebih mudah terserang flu, batuk, atau infeksi lainnya.

4. Risiko Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi

Begadang membuat tekanan darah dan detak jantung tetap tinggi di malam hari, padahal seharusnya menurun saat tidur. Jika terjadi terus-menerus, hal ini meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan gagal jantung.

5. Kerusakan Kulit dan Penuaan Dini

Kekurangan tidur meningkatkan kadar hormon stres atau kortisol yang dapat memecah kolagen, protein penting untuk menjaga elastisitas kulit. Akibatnya, kulit menjadi kusam, muncul jerawat, keriput, dan lingkar hitam di bawah mata (mata panda).

6. Gangguan Emosi dan Kesehatan Mental

Kurang tidur terbukti mengganggu produksi serotonin dan dopamin, hormon pengatur suasana hati. Orang yang sering begadang memiliki risiko depresi dua kali lebih tinggi dibanding yang tidur cukup.

7. Menurunnya Produktivitas dan Risiko Kecelakaan

Kantuk dan kelelahan akibat begadang menurunkan refleks serta kemampuan mengambil keputusan. Karena kelelahan akibat kurang tidur berkontribusi terhadap lebih dari 100.000 kecelakaan kerja dan lalu lintas tiap tahun.

8. Gangguan Hormon dan Kesuburan

Pada pria, tidur kurang dari 5 jam per malam menurunkan kadar testosteron hingga 15%. Sedangkan pada wanita, begadang bisa mengacaukan siklus menstruasi dan menghambat ovulasi.

9. Meningkatkan Risiko Kematian Dini

Beberapa studi mengatakan jika mereka yang sering begadang memiliki risiko kematian 10% lebih tinggi dalam 6 tahun dibanding yang tidur teratur. 

BACA JUGA:Warga Donowarih Karangploso Gelar Pengajian Memperingati Maulid Nabi, Hadirkan Gus Muwafiq

9 Cara Ampuh Mengatasi dan Mengurangi Dampak Begadang

Meski idealnya tidur cukup setiap hari, ada kalanya begadang tidak bisa dihindari. Berikut sembilan cara untuk meminimalkan dampak negatif begadang.

1. Tidur Siang Ringan

Sumber: alodokter.com