Hari Penerjemahan Internasional 30 September: Momentum Mengenal Potensi Karier Penerjemah di Era Globalisasi
Hari Penerjemahan Internasional--foto: brainytranslation.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap 30 September juga diperingati sebagai Hari Penerjemahan Internasional (International Translation Day), sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi penerjemah, penerjemah lisan, dan terminolog dalam upaya memperkuat komunikasi lintas bahasa.
Penetapan tanggal ini juga berkaitan dengan perayaan Santo Hieronimus (St. Jerome), sosok penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Latin, yang kemudian dianggap pelindung para penerjemah. Sejak tahun 2017, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengadopsi resolusi yang mengakui 30 September sebagai International Translation Day. Tujuannya, enghargai kontribusi penerjemah dalam mempertemukan bangsa dan mendukung diplomasi serta pembangunan global.
Profesi Penerjemah: Peluang Karier di Tengah Era Globalisasi
Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, kebutuhan komunikasi lintas bahasa semakin tinggi. Hal ini membuka peluang besar bagi penerjemah profesional di berbagai sektor, antara lain:
- Penerjemahan literatur dan konten kreatif, untuk memperkenalkan karya sastra lokal ke audiens internasional maupun menerjemahkan karya asing ke dalam bahasa lokal.
- Penerjemahan teknis dan ilmiah, seperti dokumen penelitian, jurnal, petunjuk teknis, dan laporan industri.
- Penerjemahan hukum dan medis, bidang yang sangat sensitif terhadap akurasi bahasa dan pemahaman konteks.
- Penerjemahan bisnis dan perdagangan internasional, mendukung ekspor impor, kontrak, dan pemasaran global.
- Lokalisasi perangkat lunak, seperti aplikasi dan game yang semakin penting di sektor teknologi dan startup.
- Interpretasi lisan (interpreting) pada konferensi, pertemuan diplomatik, maupun event internasional.
Meskipun teknologi AI dan mesin terjemahan semakin maju, keahlian manusia tetap tak tergantikan dalam hal nuansa budaya, kreativitas, dan konteks spesifik. Di sisi lain, beberapa penerjemah freelance merasakan tekanan kompetisi dengan AI live translation, tapi di sektor-sektor kritis seperti hukum, medis, diplomasi, masih sangat dibutuhkan keahlian manusia.
Tantangan dan Persiapan bagi Calon Penerjemah
1. Persaingan dengan Teknologi
Penerjemahan otomatis (machine translation) terus berkembang. Namun, sering kali hasilnya kurang akurat dalam menangani idiom, kultur, dan makna ganda, sehingga masih diperlukan peran penerjemah manusia untuk koreksi dan penyuntingan.
2. Standar Kualitas dan Profesionalisme
Penerjemah harus menguasai bahasa sumber dan target dengan sangat baik, serta memahami konteks budaya, idiom, dan terminologi khusus. Sertifikasi dan pengalaman menjadi pembeda di pasar.
3. Portofolio dan Jaringan
Untuk memulai karier, penerjemah membutuhkan karya terjemahannya sebagai portofolio dan jaringan, sepert klien, agensi, dan lembaga. Keikutsertaan dalam konferensi, komunitas penerjemah, dan organisasi profesional sangat membantu.
4. Adaptasi dengan Alat Bantu
Menguasai computer-assisted translation (CAT) tools, translation memory, dan alat pendukung lainnya menjadi keahlian penting agar proses penerjemahan lebih efisien.
Momentum 30 September ini menjadi kesempatan bagus bagi mahasiswa jurusan Bahasa, Sastra, atau Linguistik untuk mempertimbangkan karier sebagai penerjemah. Jika memiliki minat terhadap bahasa, membaca karya lintas kultur, dan detail dalam arti kata, profesi ini bisa sangat cocok. Seiring dunia makin terhubung, penerjemah bisa menjadi jembatan budaya yang memainkan peran strategis dalam komunikasi global.
Sumber: un.org
