1 tahun disway

10 SPPG di Kota Malang untuk Program MBG Dalam Proses.Sertifikasi, Target Rampung Pekan Depan

10 SPPG di Kota Malang untuk Program MBG Dalam Proses.Sertifikasi, Target Rampung Pekan Depan

Suasana SPPG Wilayah Buring saat dikunjungi Wali Kota Malang--

KLOJEN, DISWAYMALANG.ID –Saat ini, sebanyak 10 Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) di Kota Malang masih dalam proses penerbitan Sertifikst Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Menurut Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, sebagian proses tersebut sudah rampung, sementara sisanya ditargetkan selesai awal pekan depan.

Hal itu diungkapkan Wahyu Hidayat saat melakukan inspeksi ke salah satu SPPG di Kota Malang, Senin (29/9). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan standar operasional prosedur (SOP) berjalan dengan baik.

Meski masih dalam proses sertifikasi, Wahyu menyatakan, seluruh tahapan pengolahan makanan di SPPG Kota Malang sudah sesuai SOP. Mulai dari penerimaan bahan mentah, penyimpanan, hingga proses memasak.

“Kami sudah lihat satu per satu. Mulai bahan mentah diperiksa sejak pagi, diproses sesuai jadwal, hingga dimasak siang hari. Semua berjalan baik dan ada petugas yang bertanggung jawab di setiap tahap,” ujarnya.

Wahyu bahkan sempat mencicipi langsung salah satu menu, ayam krispi, bersama jajaran OPD. Menurutnya, kualitas rasa dan higienitas makanan dari SPPG tidak kalah dengan produk yang dijual di pasaran.

BACA JUGA:Kota Malang Aman dari Kasus Keracunan MBG, Disdikbud Tetap Turunkan Tim Awasi SPPG

Bahan Baku Segar

Ia menekankan, setiap SPPG wajib menempatkan petugas pengawas yang memastikan kualitas bahan baku maupun hasil masakan. Selain itu, pihak sekolah juga diminta ikut melakukan pengecekan sebelum makanan didistribusikan ke siswa.

“Saya minta tambahan pengawasan dari guru. Minimal bisa dirasakan, apakah ada bau tidak sedap atau rasa yang berbeda. Jadi kontrol dilakukan berlapis,” tegasnya.

Dinas Kesehatan juga diminta rutin melakukan pemeriksaan. Setiap bulan akan dilakukan cek lingkungan, sementara kualitas air dicek setiap enam bulan sekali.

Wahyu menegaskan, bahan baku yang digunakan tidak boleh dibeli di pasar, melainkan langsung dari petani atau warga sekitar. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesegaran sekaligus mendukung ekonomi lokal.

“Bahan baku sangat berpengaruh. Karena itu, semua harus disortir dengan baik. Sayuran sebagian memang ada yang dari luar kota, tapi prioritas tetap dari petani lokal,” jelasnya.

BACA JUGA:Delegasi 7 Negara Bahas Penanganan Krisis Sumber Daya Air di UB

Jamin Pengawasan

Terkait isu keracunan makanan yang sempat mencuat, Wahyu meminta masyarakat tidak cemas. Ia memastikan setiap SPPG diawasi langsung oleh BGN, Pemkot, serta koordinator SPPI.

Sumber: