1 tahun disway

9 Fakta Penting Mi Instan: Dari Kandungan Gizi hingga Mitos Seputarnya

9 Fakta Penting Mi Instan: Dari Kandungan Gizi hingga Mitos Seputarnya

Ilustrasi mengonsumsi mi instan--foto: halodoc.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Mi instan adalah salah satu makanan paling populer di banyak negara, termasuk Indonesia. Praktis, cepat, dan terjangkau, namun di sisi lain juga penuh kontroversi soal kesehatan.

Berikut sembilan fakta yang perlu diketahui sebelum mengonsumsinya secara rutin.

1. Kandungan Natrium Sangat Tinggi

Sebagian besar mi instan mengandung kadar natrium yang tinggi, baik dari bumbu maupun dari proses pengolahannya. konsumsi natrium berlebih dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke.

2. Rendah Serat dan Protein

Walaupun mi instan memberi kalori dan karbohidrat, kandungan protein dan seratnya biasanya rendah. Kekurangan serat dapat berdampak buruk pada pencernaan, dan kurang protein dapat membuat perasaan kenyang tidak bertahan lama.

3. Kandungan Lemak Cenderung Tinggi

Proses penggorengan yang dipakai banyak produsen mi instan menaikkan kandungan lemak dan lemak jenuh. Lemak jenis ini dapat berdampak negatif pada kolesterol dan risiko penyakit kardiovaskular.

4. Mitos “Mi Instan Tidak Mengandung Zat Gizi Sedikit sama sekali” 

Meskipun banyak yang menganggap mi instan kosong gizinya, ternyata beberapa nutrien mikro seperti tiamin dan riboflavin ditemukan dalam mi instan sejak studi pada remaja di Korea. Namun, vitamin lain seperti vitamin C, A, dan mineral seperti kalsium sering kurang atau sangat sedikit.

5. Ada Penggunaan Pengawet dan Bahan Tambahan

Mi instan biasanya menambahkan bahan seperti MSG, penyedap rasa, dan kadang pengawet agar rasa atau aroma tetap stabil. Meskipun sebagian besar bahan tambahan ini dianggap aman dalam jumlah tertentu, penggunaan konsisten dalam jumlah tinggi dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

6. Potensi Bahaya Bila Dikonsumsi Terlalu Sering

Menurut penelitian, mengonsumsi mi instan dua kali atau lebih per minggu terkait dengan peningkatan risiko sindrom kardiometabolik, yang mencakup obesitas, hipertensi, dan gula darah tinggi, terutama pada wanita. 

BACA JUGA:Waspada! Tren Gagal Ginjal pada Anak Meningkat, Orangtua Diminta Waspadai Asupan Instan

7. Mi Instan Sebagian Besar Diolah dengan Minyak

Proses penggorengan untuk pengeringan mi instan adalah metode yang umum, agar cepat matang dan tekstur lebih pas. Namun, cara ini juga berarti lebih banyak lemak dan kalori dibandingkan mi yang dikeringkan dengan cara udara panas atau hot air drying.

8. Ada Potensi untuk Fortifikasi

Beberapa studi mengusulkan agar mi instan difortifikasi dengan mikronutrien, serta meningkatkan kandungan serat melalui pencampuran tepung lain atau bahan tambahan agar lebih bergizi.

9. Konsumsi Keseluruhan Memengaruhi Pola Diet

Orang yang sering mengonsumsi mi instan cenderung punya pola makan yang kurang variasi, terutama lebih sedikit konsumsi sayuran, buah, susu, dan sumber protein lainnya. Hal ini berdampak pada kekurangan vitamin dan mineral penting jika tidak dilengkapi.

Mi instan memang solusi praktis, terutama bila waktu atau biaya terbatas. Namun, dari sisi kesehatan, terlalu sering mengonsumsinya tanpa tambahan gizi dari makanan lain bisa membahayakan. 

BACA JUGA:UB Lestarikan Budaya Dengan Modul Internalisasi Perilaku Luhur Berbasis Nilai-nilai Majapahit

Sumber: parkwayeast.com.sg