1 tahun disway

Tim Dosen Unversitas Ma Chung Kembangkan Inovasi untuk Mudahkan Relawan Dampingi Pasien Kanker

Tim Dosen Unversitas Ma Chung Kembangkan Inovasi untuk Mudahkan Relawan Dampingi Pasien Kanker

Dari kiri: Windra Swastika, Ph.D., Dr. apt. Rollando, S.Farm., M.Sc. dan Apt. Godeliva Adriani Hendra, S.Farm., M.Farm--machung.ac.id

DAU, DISWAYMALANG.ID--Inovasi tim dosen Universitas Ma Chung terkait dengan perawatan pasien penyakit kanker payudara mendapat pengakuan penting dari pemerintah. Inovasi yang dirancang untuk memudahkan relawan paliatif dalam mendampingi pasien kanker payudara itu, berhasil memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Pendanaan yang dimaksud adalah pendanaan Program Hilirisasi Riset – Pengujian Model dan Prototipe Tahun Anggaran 2025. Program ini merupakan bentuk fasilitasi dana yang diberikan kepada dosen atau peneliti di perguruan tinggi untuk menindaklanjuti hasil penelitian sebelumnya melalui pengembangan prototipe secara berkelanjutan.

Fokus utama program ini adalah meningkatkan Tingkat Kesiapterapan Teknologi dari inovasi yang dihasilkan.

Sistem Berbasis Android

Pengembangan PRIMA didorong oleh tingginya prevalensi kanker payudara sebagai jenis kanker paling umum pada perempuan di seluruh dunia. Salah satu tantangan utama dalam perawatan adalah ketidakpatuhan terhadap terapi, yang dapat menurunkan efektivitas pengobatan secara signifikan.

Hal itulah yang mendorong tim peneliti Universitas Ma Chung mengusung proposal berjudul PRIMA (Palliative Remote Integrated Monitoring and Assistance): Prototipe Sistem Monitoring Terpadu Berbasis Android untuk Pendampingan Pasien Kanker Payudara. Tim ini diketuai oleh Windra Swastika, Ph.D., bersama dua anggota tim yaitu Dr. apt. Rollando, S.Farm., M.Sc. dan apt. Godeliva Adriani Hendra, S.Farm., M.Farm.,

Tim ini mengembangkan PRIMA yang merupakan sistem monitoring terpadu berbasis Android.  Sistem ini dirancang untuk memudahkan relawan paliatif dalam mendampingi pasien kanker payudara. 

Menurut Windra, inovasi ini dikembangkan berdasarkan penelitian sebelumnya tentang implementasi aplikasi reminder berbasis WhatsApp untuk meningkatkan kepatuhan terapi pasien kanker payudara. Namun, PRIMA dirancang berbeda dari aplikasi pengingat konvensional. 

Karena, PRIMA mengintegrasikan fitur-fitur untuk mendukung kepatuhan terapi pasien secara komprehensif.

“PRIMA mengintegrasikan fitur pengingat obat, jadwal kontrol, modul edukasi interaktif, dan pemantauan gejala yang dapat diakses melalui perangkat Android,” jelas Windra.

Melalui sistem ini, relawan dapat memasukkan jadwal minum obat pasien secara langsung. Selanjutnya, sistem akan mengirimkan pengingat otomatis melalui WhatsApp kepada pasien sesuai data yang telah diinput, sehingga relawan tidak perlu lagi mengirimkan pengingat secara manual. Selain itu, tersedia juga konten edukasi terbaru melalui situs web yang dapat dengan mudah dibagikan oleh relawan kepada pasien.

Windra memaparkan, penelitian tim  sebelum ini  telah mengembangkan dan mengimplementasikan aplikasi pengingat berbasis WhatsApp untuk meningkatkan kepatuhan terapi pasien kanker payudara. "Hasil implementasi menunjukkan tingkat keberhasilan pengiriman pengingat sebesar 77%, yang berpotensi meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi,” tambah Windra.

BACA JUGA:6 Agustus Peristiwa Pengeboman Hiroshima, Kisah Kelam Perang dengan Korban Jiwa Terbesar dalam Satu Serangan

Riset Aplikatif

Wakil Rektor I Universitas Ma Chung Bidang Akademik, Dr. Kestrilia Rega Prilianti, S.Si., M.Si., menyampaikan apresiasinya atas capaian ini. Menurut dia, keberhasilan ini mencerminkan dedikasi luar biasa dari para dosen dalam mengembangkan riset yang aplikatif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. 

"Kami berharap semakin banyak inovasi serupa yang lahir dari kampus ini untuk menjawab tantangan nyata di lapangan,” ungkapnya.

Sumber: machung.ac.id