Perempuan Kuasai Profesi Guru di Indonesia: Mayoritas di Semua Jenjang Pendidikan
Ilustrasi guru di Indonesia dominan perempuan--Universitas Indonesia
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Profesi guru di Indonesia saat ini didominasi oleh perempuan, mencerminkan tren gender yang kuat dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan data semester genap 2024/2025 dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dari total sekitar 3,4 juta guru, lebih dari 2,4 juta atau sekitar 71,97 persen adalah perempuan.
Fenomena ini terjadi hampir di semua jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Ketimpangan gender paling mencolok terlihat di jenjang PAUD, terutama pada Taman Penitipan Anak (TPA), di mana 98,28 persen guru adalah perempuan.
Meski demikian, terdapat beberapa jenjang pendidikan dengan rasio yang lebih seimbang antara guru laki-laki dan perempuan, seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan proporsi guru laki-laki masing-masing 42,23 persen dan 44,27 persen.
Di sisi lain, rasio murid terhadap guru masih belum merata di berbagai wilayah Indonesia, sebagaimana diungkap dalam laporan Statistik Pendidikan 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Ketersediaan guru yang tidak merata turut memengaruhi kualitas pembelajaran, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
BACA JUGA:Pendidikan Tinggi Buka Akses Gaji Lebih Besar, Tapi Bukan Satu-satunya Faktor Penentu
Dikutip melalui GoodStats, penelitian internasional seperti yang dilakukan oleh Han, S. W., dkk. (2020) berjudul Why don’t more boys want to become teachers? The effect of a gendered profession on students’ career expectations, menunjukkan bahwa dominasi gender dalam profesi guru bukan hanya terjadi di Indonesia.
Faktor-faktor seperti rendahnya gaji, persepsi sosial terhadap profesi guru, dan kurangnya figur guru laki-laki turut memengaruhi rendahnya minat laki-laki menjadi pendidik.
Secara umum, pendidikan tetap menjadi indikator penting dalam peningkatan kesejahteraan individu.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka secara statistik, pendapatannya pun cenderung lebih tinggi, menurut data BPS.
Sumber: kementerian pendidikan dasar
